Arfiana Maulina: Kuliah Komunikasi Rela Belajar Hukum, Berjuang Melawan Mafia Tanah dan Berkontribusi untuk Petani dan Lingkungan - Koran Mandalika

Arfiana Maulina: Kuliah Komunikasi Rela Belajar Hukum, Berjuang Melawan Mafia Tanah dan Berkontribusi untuk Petani dan Lingkungan

Minggu, 9 Maret 2025 - 13:00

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Arfiana Maulina, mahasiswa Ilmu Komunikasi yang juga aktivis muda, tergerak memperjuangkan keadilan agraria setelah keluarganya menjadi korban mafia tanah. Berbekal pengalaman pribadi, Arfiana mengambil mata kuliah lintas jurusan di Hukum Lingkungan dan meraih nilai A, memperkuat pemahamannya tentang hak atas tanah dan isu lingkungan.

Selain bergerak di ranah advokasi, Arfiana juga mendukung petani lokal melalui intercropping system lerak, yaitu metode tanam tumpang sari yang memadukan pohon lerak (penghasil deterjen alami) dengan tanaman pangan, meningkatkan pendapatan petani sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Dengan latar belakang komunikasi yang kuat, Arfiana menggabungkan advokasi hukum dengan kampanye kreatif dan storytelling, membangun kesadaran generasi muda tentang pentingnya keadilan agraria dan pelestarian lingkungan. Arfiana membuktikan bahwa anak muda bisa berkontribusi di isu-isu kompleks dengan pendekatan kreatif dan multidisiplin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jakarta, 9 Maret 2025 – Arfiana Maulina, berkuliah Ilmu Komunikasi yang dikenal aktif di berbagai gerakan sosial dan lingkungan, kini kembali mencuri perhatian publik.

Baca Juga :  Mengontrol Sistem Kantor Secara Terpadu untuk Efisiensi Operasional dengan Crestron: Solusi Optimalisasi Teknologi Modern

Berawal dari kasus mafia tanah yang menimpa keluarganya, Arfiana terjun langsung memperjuangkan hak keluarganya atas tanah yang disengketakan.

Pengalaman pahit tersebut mendorong Arfiana untuk memperluas wawasannya dengan mengambil mata kuliah lintas jurusan di bidang hukum lingkungan. Tak hanya sekadar belajar, Arfiana berhasil meraih nilai A, membuktikan bahwa keterpanggilan untuk memperjuangkan keadilan agraria bisa dijalani dengan pendekatan multidisiplin.

“Awalnya saya hanya ingin memahami hak-hak keluarga saya dari sisi hukum. Tapi ternyata, isu tanah dan lingkungan itu luas banget, ada kaitannya dengan komunikasi, kebijakan publik, bahkan ekonomi kerakyatan. Itu yang bikin saya semangat belajar lebih dalam,” ungkap Arfiana.

Tak berhenti di ruang kelas, Arfiana juga aktif berkontribusi dalam mendukung peningkatan pendapatan petani melalui penerapan intercropping system lerak. Sistem ini menggabungkan budidaya pohon lerak, tanaman penghasil deterjen alami ramah lingkungan dengan tanaman pangan lainnya.

Baca Juga :  Dogecoin vs Shiba Inu: Siapa yang Akan Menguasai Pasar Meme Coin di 2025?

Dengan pendekatan ini, petani tidak hanya mendapatkan sumber pendapatan tambahan, tetapi juga ikut menjaga kelestarian tanah dan air.

Arfiana percaya bahwa komunikasi yang efektif memiliki peran penting dalam menyuarakan isu-isu agraria dan lingkungan kepada masyarakat luas. Melalui kampanye kreatif dan storytelling berbasis pengalaman nyata, ia ingin membangun kesadaran generasi muda tentang pentingnya keadilan agraria, kedaulatan petani, dan pelestarian lingkungan.

“Kasus yang dialami keluarga saya bikin saya sadar, kalau kita nggak bersuara, hak-hak kita bisa diambil begitu saja. Saya ingin generasi muda tahu bahwa mereka punya peran penting menjaga hak atas tanah, sambil ikut menciptakan solusi untuk lingkungan,” tambahnya.

Dengan latar belakang komunikasi yang kuat, Arfiana menggabungkan advokasi berbasis data dan kampanye kreatif untuk membangun narasi keadilan agraria dan keberlanjutan lingkungan yang lebih inklusif dan menarik bagi anak muda.

Berita Terkait

Setelah Banjir Aceh–Sumut–Sumbar, Balancia Tantang Korporasi Lain: Berani Tanam Pohon atau Cuma Bikin Drama?
Morgan Stanley Turunkan Rating Tesla: Dampak pada Saham, AI, dan Masa Depan EV
Krakatau Steel Siap Dukung Mandat Pembangunan 300 Ribu Jembatan
Stasiun Bandung Jadi Jantung Perekonomian Jawa Barat dan Pusat Integrasi Antar Moda
Menjelang Rapat The Fed, Emas Masih Bergerak Lemah
Grand Galaxy Park Ajak Pengunjung Berlibur bersama Doraemon Fun Holiday Pop Up Store
Respon Cepat Bitcoin Terhadap Kebijakan Global, Peluang Pertumbuhan dan Strategi Investasi Cerdas
Doxadigital Masuk Daftar Rekomendasi SEO Agency Jakarta 2025 versi Sortlist dan Clutch

Berita Terkait

Senin, 15 Desember 2025 - 02:00

Setelah Banjir Aceh–Sumut–Sumbar, Balancia Tantang Korporasi Lain: Berani Tanam Pohon atau Cuma Bikin Drama?

Senin, 15 Desember 2025 - 00:22

Morgan Stanley Turunkan Rating Tesla: Dampak pada Saham, AI, dan Masa Depan EV

Minggu, 14 Desember 2025 - 23:24

Krakatau Steel Siap Dukung Mandat Pembangunan 300 Ribu Jembatan

Minggu, 14 Desember 2025 - 23:09

Stasiun Bandung Jadi Jantung Perekonomian Jawa Barat dan Pusat Integrasi Antar Moda

Minggu, 14 Desember 2025 - 23:05

Menjelang Rapat The Fed, Emas Masih Bergerak Lemah

Minggu, 14 Desember 2025 - 21:28

Respon Cepat Bitcoin Terhadap Kebijakan Global, Peluang Pertumbuhan dan Strategi Investasi Cerdas

Minggu, 14 Desember 2025 - 21:17

Doxadigital Masuk Daftar Rekomendasi SEO Agency Jakarta 2025 versi Sortlist dan Clutch

Minggu, 14 Desember 2025 - 21:06

KAI Daop 2 Bandung Ingatkan Pelanggan untuk Perhatikan Barang Bawaan Saat Bepergian dengan Kereta Api, Berikut Aturannya

Berita Terbaru

Teknologi

Menjelang Rapat The Fed, Emas Masih Bergerak Lemah

Minggu, 14 Des 2025 - 23:05