Koran Mandalika – Rektor Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Nahdlatul Wathan (NW) Lombok Timur TGH. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani mengingatkan beberapa hal dalam menghadapi era civil society 5.0.
Menurut cucu Al Maghfurlah TGH. Zainuddin Abdul Madjid itu, seseorang harus mampu berkompetisi dengan cara meningkatkan kompetensi diri dan terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi saat ini.
“Kita harus miliki kecerdasan spiritual, intelektual, dan kecerdasan digital di era sekarang ini,” kata TGH. Zainuddin Atsani pada Studium Generale di IAIH NW Lotim dengan tema Revitalisaai Kajian Kutub al-Turats dalam Menguatkan Nilai-nilai Spiritual dan Intelektual, Selasa (3/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Jawa Timur, Prof. Kojin mengatakan Turats adalah peninggalan yang bermanfaat. Ilmu atau harta dari generasi pendahulu.
“Turats ialah peninggalan berupa ilmu dan ini peninggalan abadi. Kesuksesan adalah orang yang bisa menggunakan kesempatan yang ada,” kata Prof. Kojin.
Dia berpesan agar menggunakan waktu sebaik-baiknya. Jangan hanya makan dan tidur.
“Jadikan waktumu untuk ilmumu bertambah. Itu yang namanya santri beneran,” ujar Prof. Kojin.
Pihaknya menekankan agar generasi tetap membaca berkali-kali karena akan menemukan kemuliaan.
“Setelah itu, harus menulis agar bisa menjadi peninggalan,” pesan Prof. Kojin.
Menurut dia, makin tinggi ilmu seseorang maka kian tinggi adab dan akhlaknya.
“Peganglah filsafat padi, makin berbuah kian merunduk,” tegas Prof. Kojin. (Wan/Didu)