Adopsi Pembiayaan Hijau: Peluang dan Tantangan bagi Perusahaan - Koran Mandalika

Adopsi Pembiayaan Hijau: Peluang dan Tantangan bagi Perusahaan

Senin, 3 Maret 2025 - 08:34

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Webinar Green Skilling ke-15 yang bertajuk “Mengadopsi Pembiayaan Hijau untuk Masa Depan Berkelanjutan: Peluang dan Tantangan Perusahaan” berhasil diselenggarakan oleh LindungiHutan (20/2/2025). Menghadirkan narasumber utama Faiqa Fitriani perwakilan dari Tim ESG Solutions SMBCI.

Faiqa Fitriani menjelaskan bahwa pembiayaan hijau serupa dengan skema pembiayaan konvensional, namun khusus ditujukan untuk proyek-proyek yang menjawab isu lingkungan. 

Instrumen pembiayaan hijau beragam, mulai dari obligasi hijau (green bond), SDG bond, pinjaman hijau (green loan), hingga sustainability-linked loan (SLL). Instrumen ini bertujuan mendukung sektor-sektor keberlanjutan seperti energi terbarukan, efisiensi energi, dan pembangunan ramah lingkungan (green building).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dukungan terhadap energi terbarukan dan efisiensi energi pada akhirnya dapat menurunkan emisi, sektor green building khusus proyek atau aset yang ramah lingkungan,” tambahnya.

Baca Juga :  Sambut Ramadhan 1446 H, BRI Finance Berikan TJSL Pembangunan Musholla di Bekasi

Faiqa juga menyoroti perkembangan tren pembiayaan hijau di Indonesia. Di Indonesia, penerapan pembiayaan hijau terus berkembang sejak 2018, terutama melalui green loan dan sustainability-linked loan (SLL).

Menariknya, permintaan terhadap SLL kini lebih meningkat dibandingkan green loan, berkat insentif dari kreditur bagi debitur yang mencapai target keberlanjutan yang ditetapkan sebelumnya.

Banyak perusahaan dan lembaga keuangan yang mulai menerapkan sustainable finance, baik sebagai bentuk kepatuhan terhadap regulasi maupun sebagai strategi peningkatan reputasi perusahaan. 

“Perbankan, lembaga jasa keuangan, serta beberapa perusahaan terbuka diwajibkan untuk menjalankan sustainable finance. Salah satunya demi kepatuhan terhadap regulasi, meningkatkan reputasi perusahaan, menunjukkan komitmen perusahaan ke arah sustainability, serta peningkatan suplai ke perusahaan sustainable finance,” jelas Faiqa.

Meski menjanjikan manfaat jangka panjang, implementasi pembiayaan hijau juga menghadapi berbagai tantangan, terutama dari segi biaya awal yang relatif tinggi. 

Baca Juga :  Menjadi Pembicara Handal: Kunci Meraih Sukses Melalui Public Speaking di Era Modern dengan Priska Sahanaya, Pronas, dan Sinotif di SD, SMP, dan SMA ADVENT 1

“Biaya awal cukup besar, tetapi ketika melihat jangka panjang justru bisa mengefisiensikan pengeluaran perusahaan,” ujarnya. 

Selain itu, kesadaran dari masyarakat dan internal perusahaan terhadap sustainable finance masih tergolong rendah karena konsep ini tergolong baru dan berkembang.

Salah satu aspek utama yang membedakan pembiayaan hijau dengan skema konvensional adalah perlunya perusahaan memiliki kerangka kerja (framework) yang jelas terkait penggunaan dana, tata kelola yang baik agar dana digunakan sesuai dengan peruntukannya, serta kewajiban melakukan pelaporan setidaknya sekali dalam setahun. 

“Perusahaan harus memiliki framework yang menjelaskan penggunaan dana, tata kelola untuk memastikan kepatuhan, serta pelaporan tahunan untuk transparansi,” pungkasnya.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Berita Terkait

TREELOGY: AN INDONESIAN BRAND REDEFINING REGENERATIVE WELLNESS
Rekomendasi Ngabuburit Seru di Kota Baru Parahyangan, Coba di Wahoo Waterworld!
RAYAKAN RAMADAN DI MALL OF INDONESIA: DARI NGABUBURIT SERU SAMPAI REWARDS MELIMPAH
Apa yang Harus Dilakukan Jika Permohonan Visa Indonesia Anda Ditolak
Training Penanganan Bahaya Gas H2S Inisiatif Baru Energy Academy untuk Lindungi Tenaga Kerja
BINUS University x Young On Top: Siap Bekali Mahasiswa untuk Siap Berkarier di Dunia Bisnis & Profesional
Regulasi Belum Jelas, SEC Menunda ETF Kripto Lagi: Apakah Ini Sinyal Bearish?
Diklat Loading Master Port Academy: Standar Baru dalam Manajemen Muatan Kapal

Berita Terkait

Jumat, 14 Maret 2025 - 12:10

TREELOGY: AN INDONESIAN BRAND REDEFINING REGENERATIVE WELLNESS

Jumat, 14 Maret 2025 - 11:56

Rekomendasi Ngabuburit Seru di Kota Baru Parahyangan, Coba di Wahoo Waterworld!

Jumat, 14 Maret 2025 - 11:43

RAYAKAN RAMADAN DI MALL OF INDONESIA: DARI NGABUBURIT SERU SAMPAI REWARDS MELIMPAH

Jumat, 14 Maret 2025 - 10:15

Apa yang Harus Dilakukan Jika Permohonan Visa Indonesia Anda Ditolak

Jumat, 14 Maret 2025 - 10:00

Training Penanganan Bahaya Gas H2S Inisiatif Baru Energy Academy untuk Lindungi Tenaga Kerja

Jumat, 14 Maret 2025 - 10:00

Regulasi Belum Jelas, SEC Menunda ETF Kripto Lagi: Apakah Ini Sinyal Bearish?

Jumat, 14 Maret 2025 - 09:51

Diklat Loading Master Port Academy: Standar Baru dalam Manajemen Muatan Kapal

Jumat, 14 Maret 2025 - 09:00

Kolaborasi Global! WateryNation Alira Alura dan AIESEC UI Hadirkan Workshop Lerak pada Global Volunteering

Berita Terbaru