Koran Mandalika, Mataram – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus mematangkan persiapan jelang gelaran Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII yang akan digelar pada 26 Juli hingga 1 Agustus 2025.
Ajang olahraga nasional ini bakal melibatkan ribuan peserta dari 38 provinsi dan menjadi momentum besar bagi NTB sebagai tuan rumah.
Ketua Deputi IV FORNAS VIII, Khalid Karyadi, mengatakan bahwa progres persiapan sudah masuk tahap akhir, terutama di sektor-sektor strategis seperti keamanan, kesehatan, transportasi, hingga relawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Alhamdulillah, persiapan sudah hampir rampung. Kami sudah berkoordinasi intens dengan Wakil Gubernur, Kepolisian, Satpol PP, hingga Basarnas di seluruh kabupaten/kota di NTB,” ujar Khalid, Kamis (19/6).
Ia menjelaskan, struktur kepanitiaan FORNAS dibagi ke dalam tujuh deputi dengan tugas spesifik. Deputi Sport dipimpin oleh Ari, putra tokoh nasional Din Syamsuddin, yang dikenal telah 15 tahun berkecimpung di dunia olahraga.
Sementara Deputi Penyu (cabang olahraga dari Inorga) dipimpin Niken, Deputi General Event oleh Dae Yandi, Deputi Opening & Closing yang juga membawahi UMKM serta Dekranasda, dan Deputi Media dikomandoi Ketua PWI NTB, H. Nasrudin. Adapun urusan properti dan pembiayaan ditangani oleh Dr. Yunus, eks pegawai BPKP.
Untuk urusan keamanan, Khalid yang memimpin Deputi IV menyebut pihaknya telah menunjuk langsung Kasat Pol PP Provinsi NTB sebagai koordinator lapangan.
“Kami siapkan sekitar 400 personel pengamanan. Itu belum termasuk kekuatan gabungan saat pembukaan, karena ada kemungkinan tamu VVIP seperti Wakil Presiden, bahkan takutnya Presiden RI hadir,” ungkapnya.
Dari sisi layanan kesehatan, panitia mengadopsi sistem sport medical ala MotoGP. Setiap lokasi pertandingan atau compon—area yang mencakup beberapa cabang olahraga—akan dilengkapi ambulans, tenda medis, serta tim dokter dan perawat.
“Kami libatkan dr. Adi, satu-satunya dokter olahraga di NTB untuk memimpin tim medis. Penempatan akan disesuaikan dengan kebutuhan di tiap penyu,” jelas Khalid.
Ia menambahkan, kendala utama dalam persiapan adalah waktu yang tergolong sempit.
“Kita baru mulai efektif sejak April, memang waktunya mepet. Tapi berkat tim yang solid dan profesional, kami tetap optimistis bisa menyelenggarakan FORNAS dengan baik,” ujarnya.
Yang menarik, FORNAS VIII ini digelar secara mandiri. Seluruh peserta menanggung sendiri akomodasi dan konsumsi, berbeda dengan PON yang pembiayaannya ditanggung pemerintah.
“Panitia hanya mengurus pelaksanaan teknis, termasuk juri dan wasit. Kalau Hotel dan makan peserta ditanggung masing-masing kontingen,” tandasnya. (wan)