Koran Mandalika, Mataram – Elektabilitas Bakal Calon Gubernur NTB Dr Lalu Muhamad Iqbal semakin melejit. Pasangan Calon Wakil Gubernur NTB Indah Dhamayanti Putri menempati posisi teratas dari hasil Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan mengatakan, dalam simulasi 3 nama, Iqbal meraih elektabilitas 22,4 persen. Sementara Zulkieflimansyah meraih 21,5 persen. Dan terakhir Sitti Rohmi Djalilah 21 persen.
“Sementara untuk simulasi pasangan paslon Iqbal-Dinda makin mendekati elektabilitasnya Zulkieflimansyah-Suhaili (Zul-Uhel). Di posisi ketiga diisi oleh pasangan Hj Sitti Rohmi Djalilah-Musyafirin (Rohmi-Firin),” katanya, Senin (12/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dijelaskan, dalam simulasi tiga pasangan dari survei yang dilakukan 16-24 Juli, elektabilitas Iqbal-Dinda sudah mencapai 24,3 persen. Posisi yang kian baik dari bulan sebelumnya. Elektabilitas ini mendekati Zul-Uhel di angka 28,1 persen dan Rohmi-Firin ada di angka 19 persen.
“Memang belum melampaui secara statistik. Tapi betul Pak Iqbal sudah kompetitif, saat menghadapi petahana gubernur dan wakil gubernur,” ujarnya.
Sementara untuk popularitasnya Zulkieflimansyah mencapai angka 78,4 persen, disusul Rohmi dengan 73,9 persen, berikutnya Suhaili dengan 48,3 persen, dan Iqbal dengan 43,5 persen.
“Pak Iqbal sebagai pendatang baru menunjukkan sebagai penantang petahana, baik petahana gubernur maupun petahana bersama pasangan masing-masing. Ini dari hasil simulasi kandidat dan pasangan, ” imbuhnya.
Survey LSI yang menggunakan multistage random sampling ini mengambil 800 responden dengan margin of error 3,5 persen.
Hasil survey dari LSI untuk elektabilitas tiga paslon ini hampir sama seperti yang dirilis oleh Polmark Research Center (PRC).
Dimana paslon Zul-Uhel di posisi tertinggi dengan 32,3 persen, Iqbal-Dinda menyusul dengan 26,5 persen, dan Rohmi-Firin di posisi akhir dengan 20,6 persen.
Seperti diketahui, LSI adalah salah satu perintis lembaga survei politik di Indonesia pasca reformasi. Didirikan pada 17 Desember 2003 yang saat ini dipimpin oleh Djayadi Hanan, peneliti dan pengamat politik nasional.(*)