Harga Emas Tertekan Dipengaruhi Keputusan FOMC The Fed - Koran Mandalika

Harga Emas Tertekan Dipengaruhi Keputusan FOMC The Fed

Kamis, 19 Desember 2024 - 10:32

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga emas (XAU/USD) berusaha mempertahankan momentum pemulihan dari level terendah satu pekan sebelumnya. Pada Rabu (18/12), pergerakan harga emas cenderung fluktuatif dengan perubahan kecil menjelang pembukaan sesi Eropa. Kondisi pasar yang penuh kehati-hatian ini disebabkan oleh para pelaku pasar yang menunggu keputusan penting kebijakan Federal Open Market Committee (FOMC) dari Federal Reserve (The Fed) yang diumumkan pada dini hari tadi.

Menurut Andy Nugraha, analis Dupoin Indonesia, emas kembali berada dalam tekanan bearish. Hal ini didukung oleh kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average yang menunjukkan dominasi tren penurunan (bearish) pada XAU/USD. Andy memproyeksikan bahwa harga emas hari ini berpotensi turun hingga level $2.580. Namun, jika terjadi rebound, emas memiliki peluang naik menuju level $2.616 sebagai target terdekat.

Salah satu faktor utama yang membatasi kenaikan emas adalah spekulasi bahwa Federal Reserve akan mengambil sikap yang kurang dovish. Ekspektasi ini telah mendukung kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan menguatkan Dolar AS (USD). Dengan emas yang tidak memberikan imbal hasil, penguatan USD menjadi tekanan tambahan bagi logam mulia ini. Pada hari Kamis (19/12), harga emas terkoreksi di level $2.586, konsisten dengan tren bearish yang mendominasi.

Namun demikian, risiko geopolitik yang berlarut-larut dapat memberikan dukungan bagi emas sebagai aset safe-haven. Konflik yang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina, ketegangan di Timur Tengah, serta kekhawatiran perang dagang menjadi faktor yang membatasi penurunan harga emas lebih lanjut. Ukraina baru-baru ini mengklaim adanya ledakan di Moskow yang menewaskan kepala pasukan perlindungan senjata nuklir dan kimia militer Rusia, Igor Kirillov, yang meningkatkan risiko eskalasi ketegangan. Selain itu, konflik antara kelompok yang didukung Turki dan Kurdi di Suriah serta perkembangan negosiasi antara Israel dan Hamas juga memberikan pengaruh terhadap sentimen pasar.

Dari sisi data ekonomi, laporan Biro Sensus AS pada hari Selasa menunjukkan bahwa penjualan ritel melonjak 0,7% pada bulan November, melampaui ekspektasi pasar sebesar 0,5%. Data ini menunjukkan momentum ekonomi AS yang kuat. Meskipun demikian, dampaknya terhadap spekulasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve cenderung kecil. Dengan belanja konsumen yang kuat, ketahanan ekonomi, dan inflasi yang lebih hangat dalam beberapa bulan terakhir, The Fed diperkirakan akan menghentikan siklus penurunan suku bunganya pada pertemuan bulan Januari mendatang.

Baca Juga :  Mengintip Potensi Info Finance, Konsep Baru Ethereum yang Dirancang untuk Pasar Prediksi

Prospek The Fed yang kurang dovish telah mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun ke level tertinggi sejak 22 November. Hal ini memberikan hambatan tambahan bagi emas. Dalam konteks ini, Andy Nugraha menekankan pentingnya menunggu adanya penurunan lanjutan yang kuat sebelum memposisikan strategi baru pada emas.

Secara keseluruhan, emas menghadapi tekanan dari berbagai faktor fundamental, termasuk penguatan USD dan kenaikan imbal hasil obligasi AS. Namun, dukungan dari sentimen safe-haven yang dipicu oleh risiko geopolitik dapat membatasi penurunan harga. 

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Berita Terkait

VRITIMES dan Netizenviralnews.com Jalin Kemitraan Strategis untuk Sajikan Konten Berita Inovatif
Andrea Wiwandhana Ajak Masyarakat Beralih dari Konsumsi ke Reputasi
Puluhan Peserta Antusias Ikuti Diklat Mooring Unmooring di Port Academy
Prediksi Harga Bitcoin di 2025: Apa Kata Para Ahli?
Rekomendasi Celana Bodypack untuk Aktivitas di Luar Ruangan
inHARMONY Clinic Luncurkan Berbagai Layanan Kesehatan Preventif Terbaik dalam “Celebrating the Future of Wellness”
“Too Big to Ignore”: Bitcoin (BTC) Mendominasi di tahun 2024, Akankah Berlanjut di 2025?
Mana yang Lebih Potensial di 2025: Investasi di XRP atau Bitcoin?

Berita Terkait

Sabtu, 4 Januari 2025 - 11:09

VRITIMES dan Netizenviralnews.com Jalin Kemitraan Strategis untuk Sajikan Konten Berita Inovatif

Sabtu, 4 Januari 2025 - 11:03

Andrea Wiwandhana Ajak Masyarakat Beralih dari Konsumsi ke Reputasi

Sabtu, 4 Januari 2025 - 10:00

Puluhan Peserta Antusias Ikuti Diklat Mooring Unmooring di Port Academy

Sabtu, 4 Januari 2025 - 09:00

Rekomendasi Celana Bodypack untuk Aktivitas di Luar Ruangan

Sabtu, 4 Januari 2025 - 09:00

Prediksi Harga Bitcoin di 2025: Apa Kata Para Ahli?

Jumat, 3 Januari 2025 - 17:00

“Too Big to Ignore”: Bitcoin (BTC) Mendominasi di tahun 2024, Akankah Berlanjut di 2025?

Jumat, 3 Januari 2025 - 15:50

Mana yang Lebih Potensial di 2025: Investasi di XRP atau Bitcoin?

Jumat, 3 Januari 2025 - 14:59

Eureka Indonesia, Konveksi Tas Sehari Jadi, Tercepat Se-Indonesia

Berita Terbaru

Teknologi

Prediksi Harga Bitcoin di 2025: Apa Kata Para Ahli?

Sabtu, 4 Jan 2025 - 09:00