Kedutaan Besar India Bersama The Habibie Center Fasilitasi Diskusi Meja Bundar: Perkuat Peran Global South Lewat BRICS - Koran Mandalika

Kedutaan Besar India Bersama The Habibie Center Fasilitasi Diskusi Meja Bundar: Perkuat Peran Global South Lewat BRICS

Sabtu, 19 April 2025 - 20:23

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, 17 April 2025 – Duta Besar India untuk Indonesia, Sandeep Chakravorty menyatakan bahwa keanggotaan Indonesia dalam BRICS merupakan langkah strategis yang mencerminkan arah baru tatanan dunia. Dalam diskusi meja bundar bertajuk “Indonesia dan BRICS: Belajar dari Pengalaman India”, yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar India bersama The Habibie Center, Sandeep menyebutkan bahwa BRICS adalah ruang bagi negara-negara berkembang untuk memperjuangkan tatanan global yang lebih seimbang—dan Indonesia memiliki posisi istimewa di dalamnya.

“India melihat BRICS bukan sebagai blok anti-Barat, tetapi sebagai forum yang pro-keadilan global,” ujarnya . “Kehadiran Indonesia akan memperkuat elemen moderasi dan demokrasi dalam BRICS.”

Pengalaman India: BRICS Tidak Menggerus, Tapi Menguatkan Diplomasi

Ambassador Rajiv Bhatia (kiri) bersama Duta Besar Sandeep Chakravorty (kanan) saat mengikuti diskusi meja bundar di The Habibie Center, Jakarta, Indonesia, Kamis (17/4/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dubes Sandeep menjawab keraguan yang muncul di Indonesia soal potensi tumpang tindih antara BRICS dan ambisi keanggotaan OECD. Menurutnya, India telah membuktikan bahwa keanggotaan BRICS justru memperkuat posisi diplomatik, bukan sebaliknya.

“Kami justru mengalami peningkatan peran global melalui BRICS. Tidak ada penurunan reputasi atau kerugian strategis,” ungkapannya, mengutip Menteri Luar Negeri India, Dr. S. Jaishankar, yang menyatakan bahwa BRICS telah memperluas kanal diplomasi India tanpa harus bersikap konfrontatif terhadap Barat.

Lebih dari sekadar forum diskusi, Dubes India menyoroti bahwa BRICS memiliki struktur kerja nyata: 21 kelompok kerja, 15 forum tingkat menteri, dan institusi seperti New Development Bank (NDB) serta Contingent Reserve Arrangement (CRA). “Indonesia kini punya akses terhadap platform kerja sama konkret—bukan simbolik,” tambahnya.

Baca Juga :  ASHTA Hadirkan Pameran Karya Jia Wei, Seniman Ternama dari Cina

Ilham Habibie: Keputusan yang Kompleks Tapi Layak Dicoba

Dalam sesi pembukaan, Dr. Ilham Habibie mengakui bahwa ia memiliki pandangan campur aduk saat mendengar Indonesia bergabung dalam BRICS. Ia menyebut keberagaman sistem politik—antara negara demokratis dan otoriter—sebagai tantangan nyata bagi keselarasan agenda organisasi ini.

“Ini bukan klub yang sederhana. Tapi sebagai bangsa yang pernah mempelopori Konferensi Asia-Afrika, Indonesia punya warisan untuk mendorong kerja sama negara-negara berkembang,” ujarnya.

Dr. Ilham juga menekankan pentingnya keterbukaan. “Keanggotaan Indonesia di BRICS tidak harus mengurangi peluang kita untuk bergabung dengan OECD. Justru menunjukkan bahwa kita fleksibel dan terbuka terhadap berbagai bentuk kemitraan internasional.”

Rajiv Bhatia: Indonesia Bergabung di Waktu yang Tepat

Ambassador Rajiv Bhatia memaparkan penjelasannya saat mengikuti diskusi meja bundar di The Habibie Center, Jakarta, Indonesia, Kamis (17/4/2025).

Sementara itu, Ambassador Rajiv Bhatia—mantan Duta Besar India untuk Myanmar dan Meksiko, serta Komisaris Tinggi India untuk Kenya dan Lesotho—dan salah satu pengamat BRICS paling berpengalaman, menegaskan bahwa Indonesia bergabung dengan BRICS di saat yang sangat strategis. “Ini kapal yang sedang berlayar, bahkan sedang bertambah besar. Ada sekitar 30 negara mengantri untuk bergabung,” ujarnya.

Ia menyoroti bahwa meski BRICS awalnya muncul dari ide investasi, kini telah menjelma menjadi forum strategis yang memperjuangkan reformasi lembaga-lembaga global, keadilan pembangunan, dan solidaritas Selatan-Selatan. “Keberhasilan utama BRICS adalah: ia bertahan, ia tumbuh, dan ia relevan,” tegas Rajiv.

Baca Juga :  Nusantara Global Network Menjalin Kemitraan Strategis dengan Errante Broker untuk Memberdayakan Introducing Broker (IB) dan Master IB (MIB)

Terkait isu kontroversial seperti mata uang bersama, Rajiv menegaskan bahwa India tidak mendukung ide itu. “BRICS tidak dalam jalur membuat mata uang tunggal. Yang mungkin hanyalah perdagangan dalam mata uang lokal—dan itu sepenuhnya rasional.”

Ia juga mengusulkan kemungkinan Indonesia bergabung dalam kerja sama IBSA (India, Brasil, Afrika Selatan) sebagai langkah logis lanjutan, sejalan dengan arah kebijakan luar negeri Indonesia yang semakin aktif secara global.

Peran Indonesia: Penyeimbang Demokratis dalam Forum Global

Ketiga pembicara sepakat bahwa Indonesia memiliki potensi besar sebagai kekuatan penyeimbang di dalam BRICS. Kombinasi antara demokrasi, ekonomi besar, dan posisi strategis di Asia menjadikan Indonesia mitra yang ideal.

“Ketika Indonesia aktif di BRICS, hubungan bilateral dengan India juga akan tumbuh secara otomatis,” ujar Duta Besar Sandeep.

Arah ke Depan: Peluang, Tanggung Jawab, dan Moderasi

Ambassador Rajiv Bhatia (tengah) bersama Duta Besar Sandeep Chakravorty (keempat kanan) dan Ilham Habibie (ketiga kiri) berfoto bersama peserta diskusi di The Habibie Center, Jakarta, Indonesia, Kamis (17/4/2025).

Diskusi ditutup dengan nada optimistis. Para pembicara sepakat bahwa keanggotaan Indonesia dalam BRICS adalah peluang besar, bukan hanya untuk kerja sama ekonomi dan pembangunan, tetapi juga untuk memainkan peran moderat dalam dinamika global yang semakin kompleks.

“Indonesia kini memiliki tanggung jawab untuk menjaga agar BRICS tetap rasional, terbuka, dan berorientasi pada kerja sama,” pungkas Rajiv.

Dengan BRICS Summit mendatang akan diselenggarakan di Rio de Janeiro, Brasil, partisipasi aktif Indonesia di panggung global akan semakin disorot.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Liburan Penuh Cerita! KAI Daop 8 Surabaya Hadirkan Promo Schooliday Diskon Tiket hingga 20%
Jangan Salah Pilih! Kubus Apung HDPE vs Drum Bekas, Mana Lebih Awet?
Menghubungkan CRM dan Call Center Secara Efektif
Tips Memilih Tempat Makan Kucing yang Aman & Nyaman
Cara Mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) di Indonesia untuk Pendirian Bisnis Global
Port Academy Gelar Diklat CSO ISPS Code di Jakarta
Batch Ke-5 Sertifikasi POP Telah Digelar Energy Academy untuk Pengawas Awal Tambang
Rekomendasi Taman Kota Pet Friendly di Jakarta Cocok untuk Akhir Pekan

Berita Terkait

Minggu, 25 Mei 2025 - 16:05

Liburan Penuh Cerita! KAI Daop 8 Surabaya Hadirkan Promo Schooliday Diskon Tiket hingga 20%

Minggu, 25 Mei 2025 - 13:00

Jangan Salah Pilih! Kubus Apung HDPE vs Drum Bekas, Mana Lebih Awet?

Minggu, 25 Mei 2025 - 11:28

Menghubungkan CRM dan Call Center Secara Efektif

Minggu, 25 Mei 2025 - 10:59

Tips Memilih Tempat Makan Kucing yang Aman & Nyaman

Minggu, 25 Mei 2025 - 10:55

Cara Mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) di Indonesia untuk Pendirian Bisnis Global

Minggu, 25 Mei 2025 - 09:00

Batch Ke-5 Sertifikasi POP Telah Digelar Energy Academy untuk Pengawas Awal Tambang

Sabtu, 24 Mei 2025 - 21:14

Rekomendasi Taman Kota Pet Friendly di Jakarta Cocok untuk Akhir Pekan

Sabtu, 24 Mei 2025 - 21:06

Tren Food Reviewer dan Pentingnya Perizinan Higienis bagi Bisnis Restoran di Indonesia

Berita Terbaru

Teknologi

Menghubungkan CRM dan Call Center Secara Efektif

Minggu, 25 Mei 2025 - 11:28

Teknologi

Tips Memilih Tempat Makan Kucing yang Aman & Nyaman

Minggu, 25 Mei 2025 - 10:59