Kolaborasi Global di RESILIENCE 2025: Alam Jadi Kunci Ketahanan Iklim - Koran Mandalika

Kolaborasi Global di RESILIENCE 2025: Alam Jadi Kunci Ketahanan Iklim

Senin, 16 Juni 2025 - 17:12

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Krisis iklim tak lagi sebatas ancaman masa depan. Suhu global telah melampaui ambang 1,5°C, dan Indonesia termasuk negara yang paling terdampak, mulai dari banjir, kebakaran hutan, kekeringan, hingga kerugian ekonomi akibat penurunan produktivitas kerja yang ditaksir mencapai Rp286 triliun pada 2021 (WMO, 2022).

Dalam situasi ini, solusi tak bisa lagi bersifat sektoral. Dibutuhkan pendekatan terpadu yang menjadikan alam sebagai bagian dari jawaban. Nature-based solutions (NbS) atau solusi berbasis alam menjadi tema utama dalam konferensi Resilience 2025: The 3rd International Conference on Nature-based Solutions in Climate Change, yang digelar Universitas Pertamina bekerja sama dengan Pertamina Foundation di Jakarta, Selasa (3/6/2025). Konferensi ini diikuti lebih dari 180 peneliti, akademisi, dan praktisi dari berbagai negara, seperti Indonesia, Taiwan, India, Vietnam, Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada.

NbS merupakan pendekatan yang menggunakan ekosistem dan proses alamiah seperti restorasi hutan, konservasi mangrove, hingga pertanian berkelanjutan untuk menanggulangi perubahan iklim, melindungi keanekaragaman hayati, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Laporan IUCN menyebut bahwa NbS dapat berkontribusi hingga 37 persen dari target penurunan emisi global pada 2030.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam sesi panel, isu ketahanan masyarakat atau adaptive capacity menjadi sorotan utama. Prof. Chun-Hung Lee (National Dong Hwa University, Taiwan) menjelaskan pentingnya penguatan sistem sosial berbasis komunitas dalam menghadapi bencana dan perubahan iklim. Pendekatan Community-Based Disaster Management yang ia terapkan di Taiwan mendorong partisipasi aktif warga dalam simulasi evakuasi, pengelolaan shelter, dan pendidikan kebencanaan.

Baca Juga :  Pasar Kripto Anjlok, Akankah Harga Solana Menyusul ke Bawah $100? Ini Analisisnya!

Pemikiran ini dilengkapi oleh Prof. Yuri Mansury dari Illinois Institute of Technology, AS yang mengingatkan bahwa adaptasi tidak bisa hanya dibebankan pada infrastruktur. Ia menekankan bahwa kerugian akibat panas ekstrem bukan hanya soal suhu, melainkan menyangkut ketimpangan sosial.

“Adaptive capacity berarti memperkuat akses ke pendidikan, pekerjaan layak, dan layanan publik—terutama bagi kelompok paling rentan,” ujarnya.

Prof. Jatna Supriatna dari Universitas Indonesia membahas keterkaitan erat antara perubahan iklim dan biodiversitas, khususnya di Indonesia yang menyimpan lebih dari 10 persen keanekaragaman hayati dunia. Deforestasi, alih fungsi lahan, dan tekanan terhadap ekosistem pesisir telah memperburuk dampak iklim dan memperbesar potensi penyakit zoonotik.

Materi ini melengkapi diskusi dari Prof. Agni Klintuni Boedhihartono dan Prof. Jeff Sayer dari University of British Columbia, Kanada, yang menyoroti pentingnya pendekatan berbasis lanskap dan kearifan lokal dalam menjaga keberlanjutan sosial dan ekologis.

Konferensi ini juga menjadi ajang bagi Universitas Pertamina untuk menampilkan kontribusi akademiknya dalam bidang keberlanjutan. Melalui Sustainability Center dan 12 Centers of Excellence, UPER aktif dalam riset energi terbarukan, konservasi ekosistem, dan pengembangan desa berkelanjutan. Program magister keberlanjutan yang dijalankan bersama Yale University, ITB, dan NDHU Taiwan juga diperkenalkan sebagai bagian dari kolaborasi global.

Baca Juga :  Dana Kelolaan Tembus Rp50 Triliun di Akhir 2024, Wujud Kepercayaan Investor Terhadap BRI-MI

Dalam sambutannya, Presiden Direktur Pertamina Foundation, Agus Mashud S. Asngari, menyampaikan bahwa tantangan iklim yang dihadapi dunia saat ini memerlukan solusi yang tidak hanya ilmiah, tetapi juga membumi dan memberdayakan.

“Solusi berbasis alam bukan hanya konsep, tetapi realitas yang telah kami terapkan di lapangan. Dari penanaman mangrove, konservasi paus hiu di Teluk Cenderawasih, hingga program energi bersih desa, kami percaya bahwa keberlanjutan tidak bisa dilepaskan dari kekuatan komunitas. Melalui PFsains, kami mendorong lebih banyak inovasi hijau dari desa untuk dunia,” tegasnya.

PFsains merupakan kompetisi inovasi yang mendukung ide-ide berbasis NbS dari masyarakat akar rumput, dengan pendanaan hingga Rp2,5 miliar. Program ini melengkapi inisiatif Hutan Lestari dan Desa Energi Berdikari Sobat Bumi yang telah berhasil menanam lebih dari 4 juta pohon dan menjangkau 42 desa dengan akses energi terbarukan.

Rektor Universitas Pertamina, Prof. Wawan Gunawan, menutup konferensi dengan menegaskan bahwa krisis iklim hanya bisa diatasi melalui kolaborasi lintas sektor dan pendekatan berbasis nilai.

“Solusi iklim tidak bisa semata teknokratis. Ia harus berakar pada keadilan, pengetahuan lokal, dan keberpihakan pada generasi mendatang,” ujarnya.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Dubes India Desak Pemeriksaan Ulang terhadap Vonis Hukuman Mati Tiga Warganya di Indonesia
Produk-Produk KVB: Pilihan Lengkap untuk Trader Indonesia
Libur Sekolah Bulan Juli, KAI Daop 1 Jakarta Layani Lebih dari 900 Ribu Pelanggan
KA Gumarang dan Tegal Bahari Kini Hadir Lebih Nyaman dengan Rangkaian Stainless Steel New Generation
ezSign untuk Perusahaan: Solusi Tanda Tangan Digital Legal
KAI Daop 8 Surabaya Peduli Tuna Netra Indonesia, Salurkan Bantuan Paket Sembako dan Sosialisasikan Diskon Reduksi Disabilitas
KAI Properti Hadirkan Hotel Truntum Cihampelas, Akomodasi Mewah dengan Nuansa Klasik di Tengah Kota Bandung
Butuh Bantuan Keuangan? Temukan Solusi Lewat Konsultan Software Bisnis

Berita Terkait

Sabtu, 12 Juli 2025 - 20:45

Dubes India Desak Pemeriksaan Ulang terhadap Vonis Hukuman Mati Tiga Warganya di Indonesia

Sabtu, 12 Juli 2025 - 18:09

Produk-Produk KVB: Pilihan Lengkap untuk Trader Indonesia

Sabtu, 12 Juli 2025 - 14:08

Libur Sekolah Bulan Juli, KAI Daop 1 Jakarta Layani Lebih dari 900 Ribu Pelanggan

Sabtu, 12 Juli 2025 - 14:03

KA Gumarang dan Tegal Bahari Kini Hadir Lebih Nyaman dengan Rangkaian Stainless Steel New Generation

Sabtu, 12 Juli 2025 - 13:40

ezSign untuk Perusahaan: Solusi Tanda Tangan Digital Legal

Sabtu, 12 Juli 2025 - 13:14

KAI Properti Hadirkan Hotel Truntum Cihampelas, Akomodasi Mewah dengan Nuansa Klasik di Tengah Kota Bandung

Sabtu, 12 Juli 2025 - 13:06

Butuh Bantuan Keuangan? Temukan Solusi Lewat Konsultan Software Bisnis

Sabtu, 12 Juli 2025 - 12:53

Berlaku Mulai 10 Juli 2025! Pemesanan Tiket KA Jarak Jauh dan Lokal di Aplikasi Access by KAI dan Internet Booking Dapat Dilakukan Hingga 30 Menit dan 10 Menit Sebelum Keberangkatan

Berita Terbaru

Teknologi

Produk-Produk KVB: Pilihan Lengkap untuk Trader Indonesia

Sabtu, 12 Jul 2025 - 18:09