Penundaan Implementasi Kepatuhan EUDR—Mengubah Tantangan Menjadi Peluang Melalui Transparansi Rantai Pasok - Koran Mandalika

Penundaan Implementasi Kepatuhan EUDR—Mengubah Tantangan Menjadi Peluang Melalui Transparansi Rantai Pasok

Senin, 24 Maret 2025 - 23:50

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, 24 Maret 2025 – Pertanian menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada deforestasi, dengan hilangnya 10% tutupan hutan global dalam tiga dekade terakhir (European Commission, 2023). Untuk mengatasi hal ini, Uni Eropa menghadirkan EU Deforestation Regulation (EUDR) atau Regulasi Anti Deforestasi untuk memastikan rantai pasok berkelanjutan. Regulasi ini mewajibkan perusahaan untuk memastikan bahwa bahan baku yang mereka gunakan bebas dari deforestasi, memverifikasi kepatuhan pemasok, dan mengimplementasikan sistem ketertelusuran. Awalnya, regulasi ini dijadwalkan berlaku mulai 30 Desember 2024, namun karena kompleksitas pemetaan rantai pasok dan meningkatnya protes dari publik, tenggat waktu diperpanjang 12 bulan. Berdasarkan keputusan Dewan dan Komisi Uni Eropa, perusahaan menengah dan besar harus mematuhi regulasi ini paling lambat 30 Desember 2025, sementara usaha kecil dan mikro memiliki tenggat hingga 30 Juni 2026. Selain itu, pada 30 Juni 2025, Komisi Uni Eropa akan mengklasifikasikan negara-negara berdasarkan risiko deforestasi, dengan ketentuan khusus untuk produk berbasis kayu (Tax News, 2025).

Menurut Luca Fischer, Senior Head of Markets Indonesia di Koltiva, penundaan implementasi EUDR menciptakan tantangan sekaligus peluang bagi perusahaan. “Banyak perusahaan telah menginvestasikan jutaan dolar untuk mempersiapkan rantai pasok mereka, karena mereka melihat kepatuhan sebagai keunggulan kompetitif. Ketika kebijakan ditunda, muncul ketidakpastian yang dapat membuat perusahaan ragu apakah regulasi ini benar-benar akan diterapkan. Namun, Komisi Eropa telah menegaskan bahwa penundaan ini hanya berlangsung selama satu tahun dan bukan merupakan pelonggaran kebijakan. Tambahan waktu ini menjadi kesempatan bagi perusahaan yang sebelumnya belum sepenuhnya siap untuk mengurangi risiko ketidakpatuhan dan memastikan transisi yang lebih lancar,” jelasnya.

Luca menekankan bahwa perusahaan perlu berinvestasi dalam teknologi ketertelusuran yang akurat serta memiliki pemahaman mendalam tentang rantai pasok mereka. “Mencapai kepatuhan bukan hanya tantangan administratif, tetapi sebuah perjalanan yang mengharuskan perusahaan untuk menerapkan sistem ketertelusuran yang akurat dan strategi mitigasi risiko yang efektif,” tambahnya.

Sebagai perusahaan berbasis teknologi yang berfokus pada ketertelusuran dan keberlanjutan, Koltiva telah mengembangkan berbagai solusi untuk membantu bisnis memenuhi persyaratan EUDR. Dengan kombinasi teknologi berbasis data dan keterlibatan langsung di lapangan, Koltiva membantu perusahaan untuk memetakan rantai pasok secara menyeluruh dan memastikan bahwa bahan baku tidak berasal dari area yang berkontribusi pada deforestasi.

Salah satu teknologi utama Koltiva adalah KoltiTrace, sebuah platform yang memungkinkan pemantauan rantai pasok secara real-time dari hulu hingga hilir. Luca menjelaskan bahwa sistem ini memungkinkan perusahaan melakukan penilaian risiko, mengidentifikasi titik rentan dalam rantai pasok mereka, serta mengembangkan strategi mitigasi yang lebih efektif. “Teknologi ini tidak hanya membantu perusahaan memenuhi regulasi, tetapi juga meningkatkan transparansi dan membangun kepercayaan antara pemasok, petani, dan konsumen,” ujarnya.

Luca juga menjelaskan bahwa tantangan kepatuhan berbeda bagi pelaku usaha di hulu dan hilir. “Pelaku usaha di hulu harus memetakan rantai pasok mereka secara langsung, sementara pelaku usaha di hilir harus memperketat proses uji tuntas mereka, termasuk evaluasi risiko setiap pemasok. Tahun lalu, banyak perusahaan di hilir yang berusaha sesegera mungkin memenuhi persyaratan sehingga telah banyak produk mereka yang lolos sebagai EUDR compliant. Namun, sekarang mereka memiliki waktu untuk mengoptimalkan proses mereka. Mereka perlu mencari cara untuk mengotomatisasi pengumpulan data, memastikan kepatuhan secara efektif, dan membangun sistem uji tuntas yang lebih andal.”

Baca Juga :  RE-OPENING HUSH PUPPIES AYANI MEGAMALL PONTIANAK: RASAKAN PENGALAMAN BERBELANJA EKSLUSIF DENGAN 9TO9CARD

Tim agronomis bekerja langsung dengan petani dan pemasok untuk memastikan standar keberlanjutan benar diterapkan

Selain solusi digital, verifikasi langsung di lapangan juga menjadi elemen kunci dalam memastikan kepatuhan terhadap EUDR. Koltiva mengerahkan tim agronomis yang bekerja langsung dengan petani dan pemasok untuk memastikan bahwa standar keberlanjutan benar-benar diterapkan. Luca menekankan bahwa tanpa pendekatan ini, perusahaan berisiko hanya mencapai kepatuhan administratif tanpa adanya verifikasi nyata di tingkat lapangan. “Kami percaya bahwa keberlanjutan harus bersifat holistik, bukan sekadar kewajiban administratif. Inilah mengapa kami mengombinasikan teknologi dengan intervensi langsung di lapangan, sehingga setiap bagian dari rantai pasok benar-benar memenuhi standar keberlanjutan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Luca menyoroti bahwa kepatuhan terhadap EUDR bukan hanya tentang menghindari sanksi, tetapi juga tentang mempertahankan akses pasar dan membangun reputasi perusahaan sebagai bisnis yang bertanggung jawab secara lingkungan. Dengan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap isu deforestasi dan keberlanjutan, perusahaan yang secara proaktif mengadopsi standar keberlanjutan akan memiliki daya saing yang lebih kuat. “Ke depan, transparansi dan ketertelusuran akan menjadi faktor kunci dalam menentukan keberlanjutan bisnis di sektor pertanian dan kehutanan,” ujarnya.

Meskipun banyak perusahaan masih merasa terbebani oleh regulasi ini, Luca optimis bahwa dengan teknologi dan strategi yang tepat, kepatuhan terhadap EUDR dapat dicapai tanpa mengganggu operasional bisnis. “Tantangan ini bisa menjadi peluang jika kita melihatnya sebagai kesempatan untuk membangun rantai pasok yang lebih efisien, transparan, dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Luca Fischer dalam BeyondTraceability Talks

Bagi bisnis yang sedang mempersiapkan diri untuk memenuhi persyaratan EUDR, solusi seperti yang ditawarkan oleh Koltiva menjadi langkah strategis dalam mengelola risiko sekaligus memastikan keberlanjutan jangka panjang di pasar global. Simak diskusi lengkap bersama Luca Fischer dalam BeyondTraceability Talks terbaru yang diselenggarakan oleh Koltiva di https://www.koltiva.com/beyond-traceability-talks-vol2.

Berita Terkait

Quby Christmas Town Hadir di Mall of Indonesia, Perdana di Indonesia
BRI Jatinegara Meriahkan My Melody and Kuromi Bestie Run 2025
Inovasi Mahasiswa Computer Science Global Class BINUS UNIVERSITY Diakui di Huawei Developer Competition 2025
BINUS SCHOOL Semarang Raih Penghargaan Emas di International Research Project Olympiad (IRPrO) 2025
Perkuatkan Ilmu UX dan Design Thinking, School of Information Systems BINUS UNIVERSITY Hadirkan The Father of UX
Investasi Reksa Dana untuk Membangun Rumah Tangga yang Stabil
Stingers Girls BINUS University Raih Back-to-Back Championship Liga Mahasiswa 2025
Posisi Global AAC dan Strategi ASEAN

Berita Terkait

Jumat, 12 Desember 2025 - 04:30

MUFG dan Danantara Indonesia Selenggarakan “Indonesia Day” di Tokyo untuk Dorong Kolaborasi Investasi Strategis Jepang–Indonesia

Selasa, 9 Desember 2025 - 23:30

PTPN IV PalmCo, Subholding Holding Perkebunan Nusantara, Distribusikan Bantuan Pangan ke Wilayah Terisolasi di Aceh, Sumut, dan Sumbar

Selasa, 2 Desember 2025 - 03:36

Dukung Inklusi Keuangan Berkelanjutan, BRI Finance Hadirkan Promo di Pasar Keuangan Rakyat di Medan

Jumat, 14 November 2025 - 11:48

Soroti Pemangkasan TKD, Dewan Abdul Hadi Beri Masukan ke Pemda

Rabu, 5 November 2025 - 13:32

Dislutkan NTB Terima Kunjungan DPR Aceh Bahas Pemberdayaan Nelayan hingga Regulasi BBL

Jumat, 31 Oktober 2025 - 20:46

KAI Daop 8 Surabaya Terima Kunjungan Komisi VII DPR RI Di Stasiun Sidoarjo

Kamis, 30 Oktober 2025 - 10:27

MIND ID Raih Penghargaan ESG Berkat Efisiensi Energi dan Komitmen Keberlanjutan

Senin, 27 Oktober 2025 - 10:17

BRI Region 6/Jakarta 1 Resmikan Pembukaan BRI KCP Sedayu City

Berita Terbaru

NTB Terkini

Program Desa Berdaya Akan Diluncurkan pada 16 Desember 2025

Sabtu, 13 Des 2025 - 08:32