Staking USDT Jadi Alternatif di Tengah Gejolak Pasar Global? - Koran Mandalika

Staking USDT Jadi Alternatif di Tengah Gejolak Pasar Global?

Jumat, 11 April 2025 - 20:02

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, 11 April 2025 – Gejolak pasar ekonomi global termasuk aset kripto menghadapi fluktuasi tinggi, menyusul ketegangan geopolitik dan kebijakan tarif impor yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Sebelumnya, Trump menetapkan tarif impor mulai dari 10% hingga lebih dari 100% pada mitra dagang Amerika Serikat, termasuk Indonesia. Hal ini memicu kekhawatiran resesi global, dan memberikan tekanan terhadap pasar aset kripto. 

Terbukti, kurang dari 24 jam setelah pengumuman tarif impor, aset Bitcoin (BTC) mendapatkan koreksi tajam hingga lebih dari 7% dari sekitar USD 82.300 ke kisaran USD 74.500.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, setelah mendapat banyak tanggapan dari mitra dagang nya, Trump kembali mengumumkan penundaan pemotongan tarif selama 90 hari ke depan. Keputusan penundaan ini kemudian berhasil mendorong lonjakan harga di pasar aset digital, tak terkecuali aset kripto.

Hanya, meski kondisi pasar sudah kembali menghijau, tidak sedikit investor yang mulai mengalihkan perhatian pada aset-aset yang lebih stabil. Dalam hal ini, aset USDT (Tether) menjadi bintang utama investor aset kripto.

Baca Juga :  Text to Speech Prosa hadirkan Voice Custom sebagai cara baru Content Creator mendapat Voice AI

USDT, yang nilainya dipatok berdasarkan Dolar Amerika Serikat, dipandang lebih stabil jika dibandingkan dengan aset kripto lainnya di tengah ketidakpastian pasar dan fluktuasi pasar saat ini.

Sejalan dengan hal tersebut, fitur staking aset USDT juga menjadi alternatif yang cenderung diminati oleh para investor, khususnya investor pemula.

CEO Bittime, Ryan Lymn, memandang fenomena ini sebagai “coping mechanism” yang cenderung diambil oleh sebagian investor aset kripto dengan toleransi risiko lebih rendah, guna mengamankan nilai aset mereka.

“Masing-masing investor tentu memiliki tingkat toleransi risiko yang berbeda saat berinvestasi, inilah yang kemudian mempengaruhi jenis aset dan metode investasi yang menjadi pilihan di tengah dinamika pasar,” ungkap Ryan.

Tentu, gejolak ekonomi global menjadi tantangan besar bagi masyarakat, termasuk investor aset kripto, karena itu aset-aset stabil seperti USDT dan fitur staking cenderung diminati sebagai pilihan yang dipandang lebih aman.

Lebih lanjut, Ryan menjelaskan, adanya fitur staking USDT memungkinkan para investor untuk mengunci aset pada periode waktu tertentu, dan menjaga nilai kepemilikan aset, sekaligus memperoleh keuntungan dari imbal hasil tahunan (APY) pasif.

Baca Juga :  BINUS UNIVERSITY, melalui School of Information Systems, Gandeng Odoo untuk Pengajaran ERP yang Lebih Aplikatif

Sehingga, ketika kondisi pasar membaik, portofolio yang telah terbangun dari hasil akumulasi ini dapat berpotensi memberikan keuntungan yang lebih optimal. 

Staking USDT di Bittime dapat menjadi salah satu alternatif bagi investor pemula dengan tingkat toleransi risiko lebih rendah. Namum, perlu dipahami bahwa metode dan alternatif investasi yang dipilih dapat berbeda-beda tergantung pada toleransi risiko, juga hasil riset dari masing-masing investor.

Karena itu, sangat penting untuk mengetahui ukuran toleransi risiko dan objektif dari setiap aset dan instrumen investasi yang dipilih. Sebagai catatan, investasi aset kripto mengandung risiko tinggi. Hal ini, termasuk fluktuasi harga, kehilangan modal, risiko likuiditas, teknologi, dan regulasi yang menjadi tanggung jawab pribadi investor.

Dengan adanya kemajuan teknologi dan regulasi yang semakin jelas, masyarakat Indonesia kini dapat memiliki kesempatan untuk menjelajahi dunia keuangan digital, sebelum akhirnya menentukan instrumen investasi dan metode yang akan dipilih.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Sewa Mobil Listrik ke TMII Mulai Rp 400 Ribu, Evista Tawarkan Kemudahan dan Kenyamanan
Industri Web3, Peluang di Tengah Tantangan Sempitnya Lapangan Kerja
KAI Pastikan Layanan LRT Jabodebek Normal Pasca Gangguan Listrik di Wilayah Bekasi
Tambah Rp100 Ribu, Naik Evista ke Bandara Sultan Syarif Kasim II Kini Dapat Fasilitas VIP dan Akses Lounge Mewah
KAI Raih Penghargaan di WISCA 2025, Perkuat Budaya Keselamatan Berkelanjutan
Hardiknas 2025: Saatnya Kampus Hadirkan Solusi Finansial yang Relevan bagi Mahasiswa
Keramba Apung HDPE: Kenapa Lebih Unggul dari Material Lain?
Tingkatkan Sinergitas, KAI Daop 8 Surabaya Teken MoU Dengan Sekretaris DPRD Provinsi Jawa Timur

Berita Terkait

Minggu, 4 Mei 2025 - 06:44

Sewa Mobil Listrik ke TMII Mulai Rp 400 Ribu, Evista Tawarkan Kemudahan dan Kenyamanan

Sabtu, 3 Mei 2025 - 23:59

Industri Web3, Peluang di Tengah Tantangan Sempitnya Lapangan Kerja

Sabtu, 3 Mei 2025 - 23:39

KAI Pastikan Layanan LRT Jabodebek Normal Pasca Gangguan Listrik di Wilayah Bekasi

Sabtu, 3 Mei 2025 - 19:07

Tambah Rp100 Ribu, Naik Evista ke Bandara Sultan Syarif Kasim II Kini Dapat Fasilitas VIP dan Akses Lounge Mewah

Sabtu, 3 Mei 2025 - 19:06

KAI Raih Penghargaan di WISCA 2025, Perkuat Budaya Keselamatan Berkelanjutan

Sabtu, 3 Mei 2025 - 14:19

Keramba Apung HDPE: Kenapa Lebih Unggul dari Material Lain?

Sabtu, 3 Mei 2025 - 11:45

Tingkatkan Sinergitas, KAI Daop 8 Surabaya Teken MoU Dengan Sekretaris DPRD Provinsi Jawa Timur

Sabtu, 3 Mei 2025 - 11:26

Sambut Hari Pendidikan Nasional, BRI Finance Permudah Pencairan Fasilitas Dana Tunai Pendidikan

Berita Terbaru