Koran Mandalika, Lombok Tengah – Wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK kembali merebak di Kabupaten Lombok Tengah. Terhitung Januari 2025, tercatat sebanyak 36 kasus PMK di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Lombok Tengah Idham Khalid mengatakan dari 36 kasus itu, di antaranya sembuh 17 ekor, potong paksa satu ekor, dan 18 lainnya dalam proses pengobatan.
“17 ekor ini sembuh hari itu juga. Sisa 18 ekor ini memang kejadiannya belakangan,” kata Idham, Selasa (18/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Upaya yang dilakukan Distanak Lombok Tengah ialah gerak cepat (gercep) melakukan vaksinasi. Ditargetkan sampai saat ini 11.825 dosis.
“Total yang sudah vaksin 7.048 dosis. Vaksin ini baru dua tahap. Tahap pertama pada Januari sebanyak 2.700. Februari ini ditargetkan 9000-an dosis,” ujar Idham.
Kendati jumlah vaksin saat ini terbatas, tetapi pihaknya terus berupaya maksimal lakukan vaksin pencegahan PMK.
“Petugas yang turun untuk vaksin di tiap kecamatan sebanyak 180 orang. Kami buat tim. Kami juga dibantu aparat penegak hukum melakukan sosialisasi pencegahan PMK,” beber Idham.
Pihaknya mengaku sapi yang terjangkit PMK ini merupakan kasus dari luar. Sementara ini, kasus PMK di Lombok Tengah terpantau di Kecamatan Praya Tengah dan Jonggat.
“Vaksin yang sudah dilakukan baru 60 persen. Target oleh pusat bisa vaksin sampai 40 ribu dosis. Sebelum puasa, kami berharap bisa 40 ribu dosis,” terang Idham.
Selain vaksin, upaya yang dilakukan ialah pengecekan hewan ternak di dua pasar hewan di Lombok Tengah. Selain pengecekan, pihaknya juga melakukan penyemprotan disinfektan dan edukasi peternak.
Idham menjelaskan komunikasi edukasi informasi (KEI) rutin dilakukan. KEI ini membantu peternak dalam memahami cara penyebaran PMK dan cara pencegahannya.
“kEI ini kami lakukan secara masif di semua kecamatan. Kegiatan kami di lapangan dipantau pusat,” ucap Idham. (wan)