Harga Emas Bearish Tertekan oleh Dolar dan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi - Koran Mandalika

Harga Emas Bearish Tertekan oleh Dolar dan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi

Rabu, 18 Desember 2024 - 10:28

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga emas (XAU/USD) kembali melemah pada perdagangan hari Rabu (18/12), setelah gagal menembus level resistensi kunci di $2.665. Tren bearish jangka pendek tetap mendominasi pasar, didorong oleh penguatan Dolar AS (USD) dan terbebani kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS. Meskipun demikian, analisis teknikal menunjukkan adanya tanda-tanda pelemahan tren bearish yang bisa membuka peluang rebound dalam waktu dekat.

Andy Nugraha, analis dari Dupoin Indonesia, mengungkapkan bahwa berdasarkan pola candlestick dan indikator Moving Average, tren bearish emas mulai menunjukkan tanda-tanda melemah. 

“Hari ini, XAU/USD diproyeksikan memiliki potensi turun hingga ke level $2.635. Namun, jika terjadi rebound, target kenaikan terdekatnya berada di sekitar $2.663,” ujar Andy.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Faktor teknikal ini memberikan gambaran bahwa meskipun tekanan jual masih dominan, ada peluang pembalikan arah jika harga mampu bertahan di atas level support penting. Level $2.635 akan menjadi zona kritis untuk menentukan arah pergerakan emas selanjutnya.

Tekanan terhadap harga emas juga diperburuk oleh ekspektasi pasar terhadap “penurunan suku bunga yang bersifat hawkish” oleh Federal Reserve (The Fed) yang akan diumumkan pada hari Rabu. Investor memperkirakan bank sentral AS akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin, tetapi tetap mengindikasikan sikap kebijakan moneter yang ketat dalam jangka panjang.

Baca Juga :  Solana Hampir Menyentuh Rekor Tahunannya, Setelah Lonjakan 27% pada Bulan Juli

Kenaikan penjualan ritel AS pada bulan November, yang mencapai 0,7% dibandingkan ekspektasi 0,5%, menjadi salah satu katalis penguatan Dolar AS. Data ini, bersama dengan hasil survei Indeks Manajer Pembelian (IMP) sektor jasa AS yang lebih baik dari perkiraan, menggambarkan prospek ekonomi AS yang optimis di tengah perlambatan ekonomi global.

“Dengan konsumsi ritel yang menyumbang lebih dari 60% PDB AS, data ini semakin mengukuhkan pandangan bahwa ekonomi AS tetap solid di kuartal keempat. Hal ini memberikan tekanan tambahan bagi emas,” kata Andy Nugraha.

Imbal hasil obligasi Pemerintah AS tetap menjadi salah satu penghambat utama pergerakan emas. Imbal hasil obligasi 10-tahun AS turun tipis dari 4,40% menjadi 4,37%, sementara imbal hasil obligasi 2-tahun turun dari 4,25% menjadi 4,22%. Namun, level ini masih cukup tinggi untuk menarik minat investor pada aset berbunga, mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe haven.

Baca Juga :  Mengapa Extron NAV System adalah Pilihan Terbaik untuk Sistem AV over IP di Corporate

Minat pasar terhadap konflik di Timur Tengah yang sebelumnya mendukung kenaikan harga emas kini mulai surut. Investor saat ini lebih terfokus pada hasil pertemuan kebijakan moneter The Fed yang berlangsung selama dua hari. “Jika The Fed memberikan sinyal dovish, emas berpotensi kembali menguat. Sebaliknya, jika sikap hawkish terus dipertahankan, tekanan terhadap emas akan semakin besar,” jelas Andy.

Secara keseluruhan, harga emas masih berada dalam tekanan bearish. Namun, dengan tanda-tanda pelemahan tren bearish dari analisis teknikal, potensi rebound tetap ada.

Andy Nugraha menyarankan para trader untuk tetap berhati-hati dan memperhatikan data ekonomi AS yang dirilis selama minggu ini, terutama menjelang keputusan suku bunga The Fed. Volatilitas masih akan tinggi dalam beberapa sesi ke depan. Penting untuk mengelola risiko dengan baik dan tetap berpegang pada strategi trading yang terencana,” pungkasnya.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Lengkapi Penampilanmu: Tren Aksesoris Populer di Tahun 2024
Revolusi Kesehatan: Implementasi Teknologi AI di Sektor Medis
Teknologi AI: Kunci Sukses Bisnis Perhotelan di Era Digital
Waspadai Ciri-Ciri Penyakit Sifilis pada Wanita
Halo Robotics Perkenalkan Software Pertambangan Strayos
Shopee, Skintific, dan Perebutan Tahta Pasar Pelembap Indonesia
VRITIMES dan Armedia.News Perkuat Distribusi Informasi di Asia Tenggara
RACH? X YUPI: Suara Baru dari EVOS STAR yang Siap Mewarnai Entertainment Tanah Air

Berita Terkait

Rabu, 18 Desember 2024 - 14:59

Lengkapi Penampilanmu: Tren Aksesoris Populer di Tahun 2024

Rabu, 18 Desember 2024 - 14:00

Revolusi Kesehatan: Implementasi Teknologi AI di Sektor Medis

Rabu, 18 Desember 2024 - 13:32

Teknologi AI: Kunci Sukses Bisnis Perhotelan di Era Digital

Rabu, 18 Desember 2024 - 13:26

Waspadai Ciri-Ciri Penyakit Sifilis pada Wanita

Rabu, 18 Desember 2024 - 10:28

Harga Emas Bearish Tertekan oleh Dolar dan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi

Rabu, 18 Desember 2024 - 10:21

Shopee, Skintific, dan Perebutan Tahta Pasar Pelembap Indonesia

Rabu, 18 Desember 2024 - 09:58

VRITIMES dan Armedia.News Perkuat Distribusi Informasi di Asia Tenggara

Rabu, 18 Desember 2024 - 09:30

RACH? X YUPI: Suara Baru dari EVOS STAR yang Siap Mewarnai Entertainment Tanah Air

Berita Terbaru

Kesehatan

RSUD Praya Klaim Lakukan Seluruh Prosedur Sesuai Aturan

Rabu, 18 Des 2024 - 13:38

Teknologi

Waspadai Ciri-Ciri Penyakit Sifilis pada Wanita

Rabu, 18 Des 2024 - 13:26