Koran Mandalika, Lombok Tengah – Kegiatan perpisahan siswa di SDN 4 Praya, Lombok Tengah, memang benar adanya.
Hanya saja, kegiatan tersebut diinisiasi para wali murid dan sudah melalui persetujuan mereka.
Kepala SDN 4 Praya Hj. Hidayati menegaskan guru tidak ikut campur alias tidak ada sangkut pautnya dengan kegiatan perpisahan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Panitianya dari wali murid. Kami hanya sebagai tamu undangan pada saat pelepasan nanti. Wali murid yang mengatur acara,” kata Hidayati, Jumat (24/5).
Hidayati menyayangkan pemberitaan di salah satu media yang terkesan memojokkan nama sekolah.
“Kegiatan itu awalnya sudah melalui kesepakatan wali murid. Ada dua wali murid yang merasa diberatkan dengan iuran perpisahan itu. Selebihnya, wali murid yang dua kelas ini setuju,” ujar Hidayati.
Dia menjelaskan, sebelumnya panitia juga telah menyampaikan rencana anggaran biaya (RAB) kepada ketua komite dan semua wali murid agar bisa memberikan masukan untuk disepakati bersama.
Biaya pelepasan siswa sendiri sejumlah Rp. 450 ribu dan itu sudah termasuk biaya konsumsi anak dan wali murid. Seperti cinderamata untuk anak-anak, cetak foto, sewa terop, dan lainnya.
“Protes dari dua wali murid karena mahalnya biaya. Namun, sebelumnya panitia sudah menawarkan apa solusinya dan mempersilakan menyusun RAB. Tetapi tidak ada tanggapan dari mereka yang tidak setuju,” papar Hidayati.
Oleh panitia, kata Hidayati, selalu komunikasi lewat WhatsApp Grup (WAG) kelas.
Pihaknya menyayangkan ada pernyataan bahwa wali murid tidak ikut dilibatkan dalam tersebut.
“Panitia sudah mengundang semua wali murid berkali-kali. Salah satu yang kontra tidak pernah datang,” tutur Hidayati.
Sebelumnya, panitia kegiatan sudah melakukan musyawarah dengan ketue komite. Setelah mufakat, kemudian dibahas dengan semua wali murid.
“Tidak diwajibkan bagi seluruh wali murid. Hanya yang mau saja. Jadi, sama sekali tidak ada paksaan,” tegas Hidayati. (wan)