Koran Mandalika, Mataram – Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 menilai kemunculan paket Haji Mahmud Abdullah dan Abdul Rofiq atau pasangan Mofiq di Pilkada Kabupaten Sumbawa 2024 ini bakal memantik antusiasme publik yang luar biasa.
Perpaduan pengalaman dari Mahmud Abdullah dan energi baru dari Abdul Rofiq, bakal menjadikan pasangan ini sebagai harmoni yang betul-betul sempurna.
”Mofiq ini benar-benar paket super komplet. Keduanya adalah figur yang hadir dengan integritas, kompetensi, dan popularitas,” kata Direktur Mi6 Bambang Mei Finarwanto di Mataram, Senin (11/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Haji Mo, sapaan karib Mahmud Abdullah, saat ini adalah Bupati Sumbawa petahana.
Tokoh kelahiran 10 April 1956 ini adalah figur yang kenyang pengalaman birokrasi.
Mengawali karir Abdi Negara semenjak tahun 1983, Haji Mo telah memangku nyaris seluruh jabatan strategis.
Mulai dari camat, kepala dinas, hingga Sekretaris Daerah. Karir cemerlangnya kian komplet dengan memangku jabatan Wakil Bupati dan kini Bupati Sumbawa setelah terpilih dalam ajang pesta demokrasi.
Abdul Rofiq, saat ini adalah Ketua DPRD Sumbawa. Politisi PDI Perjuangan kelahiran 27 Agustus tahun 1974 ini, telah menjadi wakil rakyat semenjak tahun 2009.
Dalam dua pemilu terakhir, termasuk Pileg tahun 2024, Abdul Rofiq adalah pemegang rekor suara pribadi terbanyak dari seluruh calon anggota legislatif yang bartarung di Bumi Sabalong Samalewa.
”Pasangan Mofiq ini benar-benar menyatukan pengalaman yang telah teruji dan energi baru yang melambung tinggi. Pengalaman menjadi panduan dan energi baru menjadi daya dorongnya,” kata Bambang Mei Finarwanto.
Analis politik kawakan Bumi Gora yang akrab disapa Didu ini menegaskan, penggabungan pengalaman yang panjang dan energi baru yang bersemangat, adalah kunci untuk membawa pembangunan dan keadilan bagi semua warga.
Pasangan Mofiq kata Didu, adalah kombinasi antara jejak langkah yang telah menciptakan sejarah dan langkah-langkah baru yang akan membentuk masa depan yang cerah. Sebuah hal yang sangat dibutuhkan masyarakat Kabupaten Sumbawa.
Didu menegaskan, kemunculan pasangan Mofiq yang kini mulai memantik perhatian publik, bukanlah suatu yang kebetulan. Melainkan diyakininya telah melalui proses matang dan pertimbangan strategis yang berlapis.
Sebagai bupati petahana dan telah pula mengantongi rekomendasi dari Partai Golkar untuk maju dalam Pilkada 2024, Haji Mo disebut Didu, memang sangat berkepentingan menggandeng figur seperti Abdul Rofiq yang kini menjabat sebagai Ketua DPRD Sumbawa.
Berdasarkan berbagai kajian yang dilakukan Mi6, Didu mengungkapkan, langkah bupati petahana yang menggandeng Ketua DPRD ketika maju dalam Pilkada, memiliki beberapa implikasi dan keuntungan yang signifikan. Yang pertama kata Didu, ada faktor kontinuitas kepemimpinan di balik hal tersebut.
Dengan menggandeng Ketua DPRD, bupati petahana dapat memastikan adanya kontinuitas kepemimpinan dan pengalaman dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Keduanya dapat dipastikan telah memiliki pemahaman yang mendalam tentang program unggulan yang telah dan sedang berjalan dan dapat merencanakan kelanjutan yang efektif untuk program tersebut.
Menggandeng Ketua DPRD bagi petahana juga kata Didu, akan menghadirkan penguatan basis politik, mengingat Ketua DPRD biasanya memiliki pengaruh dan jaringan politik yang kuat. Sehingga manakala bupati petahana berpasangan dengan Ketua DPRD, maka akan dapat memperluas cakupan dukungan politiknya, termasuk di antara anggota DPRD dan partai politik yang terkait.
Selain itu, manakala bupati petahana menggandeng Ketua DPRD dalam pilkada, maka keduanya dapat bersinergi dalam memobilisasi dukungan politik, yakni menggabungkan basis dukungan dari partai politik dan masyarakat umum. Hal yang sangat dibutuhkan untuk menggerakkan mesin tim pemenangan.
”Kedua tokoh ini dapat membawa dan menghadirkan pengaruh dan jaringan politik yang luas. Dan ini sudah pasti memperkuat peluang kemenangan,” ucap Didu.
Hal lain yang biasanya juga menjadi pertimbangan adalah, seorang ketua DPRD biasanya memiliki pemahaman yang mendalam tentang proses legislasi dan pengambilan keputusan di tingkat legislatif.
Karena itu, kombinasi bupati petahana dengan ketua DPRD ini lanjut Didu, dapat membantu dalam menyusun kebijakan yang lebih efektif dan meminimalkan hambatan legislatif manakala pasangan tersebut terpilih memangku amanah dari masyarakat.
Di sisi lain, perpaduan pengalaman dua figur yang berasal dari ekskutif dan legislatif, biasanya kata Didu, akan menjadikan mereka dengan mudah bekerja sama untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan pembangunan. Hal tersebut sudah pasti dapat menciptakan pemerintahan yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Kombinasi kepemimpinan daerah yang berasal dari bupati petahana dan ketua DPRD, dalam banyak bukti kata Didu melanjutkan, telah membawa pemahaman yang lebih baik terhadap dinamika dan kebutuhan lokal. Inilah yang membantu mereka mengidentifikasi prioritas-prioritas yang sesuai dengan aspirasi masyarakat.
”Pasangan bupati petahana dan Ketua DPRD ini dapat memperkuat otoritas dan legitimasi keduanya, karena masyarakat dapat melihat adanya kesinambungan dan kestabilan dalam kepemimpinan daerah,” kata analis politik yang lama malang melintang sebagai aktivis pro demokrasi ini.
Duet pasangan ini berpotensi menghadirkan aliansi koalisi partai yang linier dalam Pilkada serentak di seluruh tingkatan di NTB, mulai dari Pilkada di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota.
Duet Haji Mo yang merupakan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sumbawa dengan Abdul Rofiq yang merupakan Ketua DPD PDI Perjuangan Kabupaten Sumbawa, kata Didu, berpotensi menghadirkan koalisi serupa di Pemilihan Gubernur NTB dan juga pemilihan bupati dan wali kota di daerah lainnya di Bumi Gora.
Namun, aliansi ini kata Didu, tentu akan bergantung pula pada perolehan kursi dan suara kedua partai dalam Pemilu Legislatif, yang saat ini proses penghitungan suara tinggal hitungan hari menunggu penetapan Komisi Pemilihan Umum.
Jika hal ini mewujud, maka Didu menilai, peluang Ketua DPD Partai Golkar NTB H Mohan Roliskana yang saat ini menjabat Wali Kota Mataram untuk berduet dengan HW Musyafirin, politisi DPD PDI Perjuangan yang kini menjabat Bupati Sumbawa Barat, juga terbuka lebar. Seperti diketahui, baik Mohan maupun Musyafirin, telah mengantongi mandat dari partai masing-masing untuk maju di Pilgub NTB 2024.
”Dengan format Pilkada provinsi dan kabupaten/kota yang digelar serentak, koalisi yang linier ini akan menjadi salah satu kunci strategis untuk meraih kemenangan pasangan yang diusung,” kata Didu.
Dia mengatakan, koalisi linier tersebut memungkinkan mobilisasi dukungan politik yang lebih meluas. Partai-partai pengusung dapat bekerja bersama untuk meraih dukungan lintas wilayah dan menciptakan basis dukungan yang lebih kuat dan luas.
Selain itu, dukungan dari partai politik yang berkoalisi secara linier, dapat membuka peluang untuk merancang strategi pemenangan yang terpadu. Dengan begitu, pasangan yang diusung dapat memanfaatkan kesinambungan dalam pesan dan narasi kampanye, termasuk menciptakan konsistensi yang dapat meraih hati pemilih.
”Koalisi linier di pilkada juga memungkinkan penggunaan sumber daya yang lebih efisien. Koordinasi yang baik dapat mengoptimalkan alokasi dana kampanye, materi kampanye, dan relawan, sehingga menciptakan kampanye yang lebih efektif,” ucap Didu.
Dalam jangka panjang, koalisi linier ini juga akan sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama jika pasangan yang diusung berhasil meraih kemenangan dalam pilkada di tiap tingkatan.
Pasangan kepala daerah di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota yang berasal dari koalisi partai yang sama, kata Didu, akan menghadirkan keseimbangan kekuatan politik.
”Koalisi linier ini akan menghadirkan visi yang selaras. Dengan begitu, akan hadir rencana pembangunan yang lebih terintegrasi dan menciptakan dampak positif yang lebih besar. Ini sangat baik bagi masyarakat secara menyeluruh,” tandas Didu. (red)