Hadapi Deindustrialisasi, PB HMI Desak Pemerintah Perkuat Industri Baja Nasional - Koran Mandalika

Hadapi Deindustrialisasi, PB HMI Desak Pemerintah Perkuat Industri Baja Nasional

Senin, 9 Juni 2025 - 17:19

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah strategis guna memperkuat industri baja nasional. Organisasi tersebut menilai sektor baja merupakan pilar fundamental yang mampu mendorong target pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen, mengingat perannya yang krusial di berbagai sektor, mulai dari infrastruktur, manufaktur, hingga teknologi.

Sekretaris
Jenderal PB HMI, Muh Jusrianto, menyatakan keprihatinannya terhadap gejala
deindustrialisasi prematur yang dialami Indonesia. Ia menyoroti penurunan
signifikan kontribusi sektor industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB), yang anjlok dari sekitar 32 persen pada tahun 2002 menjadi hanya 18,98
persen pada tahun 2024.

“Itu
disebabkan karena masih lemahnya produksi baja dalam negeri. Sebagaimana
catatan Kemenperin, kapasitas produksi baja nasional saat ini hanya mencapai
sekitar 17 juta ton per tahun, sementara kebutuhan domestik diperkirakan
mencapai 21 juta ton pada 2025,” ujar Muh Jusrianto di Jakarta (7/6/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurutnya,
kesenjangan antara produksi dan kebutuhan ini menciptakan ketergantungan tinggi
pada produk impor. Kondisi ini diperparah oleh banjirnya impor baja murah,
terutama dari Tiongkok, yang sangat menekan produsen dalam negeri.

Baca Juga :  Menanti Penurunan Suku Bunga The Fed, Begini Strategi Investasi Saham yang Tepat

“Apalagi
dengan penerapan kebijakan tarif tinggi untuk impor baja di Amerika Serikat,
produsen baja dari China mencari pasar alternatif, termasuk Indonesia. Arus
impor ini menyebabkan industri baja nasional belum sepenuhnya mandiri dan tetap
rentan terhadap fluktuasi harga dan pasokan global,” imbuhnya.

Menghadapi
tekanan tersebut, Jusrianto menegaskan bahwa pemerintah tidak memiliki pilihan
selain memperkuat ketahanan industri melalui pendekatan sistemik. Ia menyerukan
penyusunan sebuah “peta jalan industri baja nasional” yang
mengintegrasikan kebijakan perdagangan, energi, investasi, dan teknologi.

“Kita
berharap sebelum satu tahun masa jabatan presiden Prabowo Subianto, ada atensi
khusus dari pemerintah dengan adanya proteksi dini terhadap industri baja.
Tujuannya agar produksi baja nasional ke depannya bukan hanya mampu memenuhi
kebutuhan domestik, tetapi juga diekspor untuk memasok kebutuhan global,”
tuturnya.

Lebih lanjut,
Jusrianto menekankan pentingnya kehadiran negara sebagai aktor strategis. Ia
mengusulkan serangkaian kebijakan konkret, seperti “pemberlakuan safeguard
dan antidumping untuk melindungi pasar domestik, insentif fiskal dan pembiayaan
untuk pelaku industri dalam negeri, serta pembangunan ekosistem industri
hulu-hilir yang terintegrasi.”

Baca Juga :  Industri 9 kuadriliun Hadir di ITB

Sebagai pilar
utama, PB HMI mendorong dukungan penuh bagi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
yang dipimpin Akbar Djohan sebagai Direktur Utama. Menurut Jusrianto, BUMN ini
perlu mendapatkan intervensi pemerintah, misalnya melalui suntikan modal dari
Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) atau Danareksa.

“Tidak
kalah penting, sinergi antara BUMN strategis seperti Krakatau Steel dengan
swasta nasional harus terus ditingkatkan. Perlu juga dilakukan improvement yang
berkesinambungan di dalam tubuh Krakatau Steel agar tidak merugi lagi puluhan
triliun seperti yang pernah terjadi,” tegasnya.

Sebagai penutup,
PB HMI mengharapkan pemerintah untuk bertindak sebagai fasilitator, pelindung,
dan pendorong kemajuan industri baja. Diharapkan Krakatau Steel mampu menjadi
garda terdepan dalam mewujudkan kemandirian dan daya saing industri baja
sebagai bagian integral dari agenda reindustrialisasi nasional. (***)

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Jumat Ini Aku Tidak Sempurna — Tapi MuslimAi.ai Tetap Duduk di Sampingku
Ketegangan Geopolitik Tak Goyahkan Bitcoin, Investor Pantau Sinyal Positif
Universitas Muhammadiyah Jakarta dan JSC Positive Technologies Jalin Kemitraan Edukasi Internasional: Pengembangan Akademi Siber
KAI Daop 1 Jakarta Berikan Diskon 20 Persen Tiket KA Eksekutif dan Bisnis Selama Jakarta Fair Kemayoran 2025
KAI Daop 1 Jakarta Lakukan Perbaikan Geometri di JPL 75 Stasiun Sudimara, Pengguna Jalan Diminta Gunakan Jalur Alternatif
Di Tengah Lonjakan Solusi AI, Conversa 5.0 Kembali Jadi Ruang Kolaborasi Praktisi Digital
Pengguna LRT Jabodebek Naik 12% Selama Penerapan Kebijakan ASN Wajib Naik Transum, KAI Sambut Baik Wacana Perluasan Penerapan untuk Pegawai Swasta
BRI Finance Kembali Tunjukkan Komitmen Di Dunia Pendidikan Melalui Pemberian Fasilitas Pendidikan di Yayasan Putra Nusa

Berita Terkait

Jumat, 20 Juni 2025 - 11:42

Jumat Ini Aku Tidak Sempurna — Tapi MuslimAi.ai Tetap Duduk di Sampingku

Jumat, 20 Juni 2025 - 11:35

Ketegangan Geopolitik Tak Goyahkan Bitcoin, Investor Pantau Sinyal Positif

Jumat, 20 Juni 2025 - 11:31

Universitas Muhammadiyah Jakarta dan JSC Positive Technologies Jalin Kemitraan Edukasi Internasional: Pengembangan Akademi Siber

Jumat, 20 Juni 2025 - 11:29

KAI Daop 1 Jakarta Berikan Diskon 20 Persen Tiket KA Eksekutif dan Bisnis Selama Jakarta Fair Kemayoran 2025

Jumat, 20 Juni 2025 - 11:25

KAI Daop 1 Jakarta Lakukan Perbaikan Geometri di JPL 75 Stasiun Sudimara, Pengguna Jalan Diminta Gunakan Jalur Alternatif

Jumat, 20 Juni 2025 - 10:52

Pengguna LRT Jabodebek Naik 12% Selama Penerapan Kebijakan ASN Wajib Naik Transum, KAI Sambut Baik Wacana Perluasan Penerapan untuk Pegawai Swasta

Jumat, 20 Juni 2025 - 09:51

BRI Finance Kembali Tunjukkan Komitmen Di Dunia Pendidikan Melalui Pemberian Fasilitas Pendidikan di Yayasan Putra Nusa

Jumat, 20 Juni 2025 - 09:18

Jakarta Global dan Berbudaya: Apa Saja yang Seru di HUT ke-498?

Berita Terbaru