Koran Mandalika – Sulhan Muchlis merupakan putra TGH Muchlis Ibrahim. Salah seorang ulama karismatik di Pulau Seribu Masjid. Sulhan membulatkan tekad maju sebagai calon DPR daerah pemilihan (dapil) Pulau Lombok pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.
Politikus Partai Demokrat itu diketahui pernah menjabat pimpinan di DPRD Kabupaten Lombok Barat.
Dia lahir dan besar di lingkungan pesantren dengan tradisi keagamaan yang kuat. Sulhan menapaki jalur politik dengan bekal yang komplit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kenyang pengalaman, punya rekam jejak organisasi semenjak belia, dan memiliki jejaring yang luas di tingkat nasional membuka harapan warga Lombok di pundak Sulhan.
”Sebagai santri, kami tidak hanya dididik menjadi pilar spiritual di tengah masyarakat. Kami juga dididik menjadi pilar yang siap setiap saat turun tangan membangun bangsa dan negara,” kata Sulhan, Kamis (14/9).
Alumnus Fakultas Teknik Universitas Mataram itu mengaku jalur politik membuat dirinya bisa terus berkhidmat melayani umat.
Rekam jejaknya membuktikan bahwa Sulhan telah menjadikan dunia politik benar-benar menjadi maslahat besar buat sesama.
Kenyang pengalaman politik dari lembaga legislatif di daerah adalah modal besar Sulhan menapaki langkah menuju Senayan.
Pengalaman itu dia padukan dengan pendidikan pesantren yang telah dijalaninya.
Hal yang menjadikan mantan Ketua KNPI NTB ini menjelma sebagai politisi dengan bekal nilai-nilai moral kokoh yang selalu diyakininya menjadi landasan kuat bagi perjalanan politiknya.
Sulhan tahu persis apa yang dibutuhkan masyarakat. Dunia pendidikan dan pengembangan ekonomi daerah menjadi salah satu prioritasnya untuk diperjuangkan.
Sulhan pengin menciptakan masyarakat yang lebih terdidik, adil, dan berdaya saing di tingkat lokal.
Dia juga berkomitmen mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam tindakan politiknya. Dengan begitu, dia yakin dapat mengatasi berbagai tantangan sosial yang dihadapi masyarakat.
“Salah satu inisiatif utama saya adalah meningkatkan akses pendidikan berkualitas di Lombok. Terutama bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu,” ujar Sulhan.
Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mustafa Ibrahim itu yakin dengan dukungan dari teknologi, sebuah platform pembelajaran akan dapat diciptakan sehingga tersedia bagi semua anak.
“Dengan begitu, mereka dapat mengakses pendidikan berkualitas tanpa hambatan geografis atau ekonomi,” terang Sulhan.
Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Islahuddiny itu terjun langsung membidangi pendidikan inklusif untuk generasi muda di Lombok.
Pondok pesantren tertua di Kediri, Lombok Barat, ini telah memiliki lulusan puluhan ribu santri yang berasal dari berbagai daerah di Pulau dan Sumbawa.
”Inilah wujud komitmen nyata kami untuk terus dan selalu menghadirkan solusi-solusi baru dalam mengatasi masalah-masalah pendidikan dan pengembangan ekonomi yang dihadapi saudara-saudara kita di Lombok,” sebut Sulhan.
Sulhan juga memberi perhatian besar kepada generasi milenial. Generasi ini memang kini mendominasi populasi di NTB seiring dengan bonus demografi yang dihadapi Indonesia.
Bahkan dalam Pemilu 2024, jumlah pemilih generasi milenial lebih dominan dibanding generasi lainnya. Mereka mencapai 2,1 juta, atau setara dengan 54 persen dari total jumlah pemilih di NTB.
Perhatian pada generasi milenial itu pula yang menyebabkan Sulhan selalu membawa semangat dan ide-ide segar ke dunia politik.
Dengan senang hati, dia mewakafkan dirinya sebagai corong dan suara generasi milenial demi bisa mengatasi segala permasalahan yang dihadapi oleh mereka.
“Saya selalu berkeyakinan, bahwa generasi milenial memiliki peran penting dalam membentuk masa depan negara ini,” ucap Sulhan.
Sulhan juga bertekad untuk terus melayani umat. Sebagai orang yang dibesarkan di Pondok Pesantren, dirinya tak ubahnya sebagai representasi umat.
Dengan latar belakang pendidikan agama yang kuat, Sulhan memang memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang isu-isu agama dan moral yang relevan dalam legislasi, seperti etika, moralitas, dan kesejahteraan sosial. (Wan/Didu)