Koran Mandalika, Lombok Tengah – Para saksi parpol di Praya Tengah sepakat untuk menunda rapat pleno untuk TPS Desa Pengadang. Mereka meminta surat suara di TPS yang belum dihitung agar dibongkar.
Tidak terkecuali dengan saksi Nasdem, yakni Saidi. Dia tidak pengin Partai Nasdem dicederai oleh indikasi kecurangan, seperti yang terjadi di TPS empat beberapa waktu lalu.
Di TPS 4 Desa Pengadang terjadi ketidaksesuaian antara C hasil dengan surat suara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Contoh, PKB mendapat satu suara sebelum dilakukan penghitungan ulang. Setelah surat suara dihitung, PKB mendapat total tujuh suara.
Begitu juga dengan beberapa partai lain, seperti Golkar dan Gerindra. Setelah dilakukan hitung ulang, masing-masing suaranya bertambah.
Perbedaan mencolok terjadi pada Nasdem. Nasdem yang sebelumnya mendapat 174 suara, nyatanya berkurang menjadi 164 suara setelah dilakukan hitung ulang.
“Kami bicara partai di sini, bukan caleg. Kami melihat ada kesengajaan penggelembungan suara di Pengadang ini,” kata Saidi, Senin (26/2).
Pihaknya menuntut agar kotak suara yang belum diplenokan agar dihitung ulang. Hal itu agar caleg yang seharusnya mendapatkan suara kembali ke pemiliknya.
“Ini masalah besar. Untung saja TPS empat ini tidak saya angkat sebagai kasus,” tegas Saidi.
Saksi Golkar, yakni Uji Lara Sigit mengaku sudah tidak percaya lagi dengan C1 plano di TPS Desa Pengadang lantaran kecurangan yang terjadi di TPS empat.
“Kami sepakat apabila kotak suara dibuka dan dilakukan hitung ulang. Jika tidak, kami tidak mau lanjut,” ungkap Uji.
Sementara itu, Komisioner KPU Aziz Muslim meminta agar TPS Pengadang ditunda dahulu sebelum ada perintah dari Bawaslu.
“Kami ini selaku penyelenggara teknis. Kalau ada persoalan untuk buka kotak suara harus dari pihak Bawaslu,” jelas Aziz.
Rapat pleno TPS Desa Pengadang direncanakan dilanjutkan pada sore atau malam.
Informasi yang dihimpun, TPS di Desa Pengadang yang sudah diplenokan yakni TPS satu, dua, tiga, empat, lima, dan enam.
Pantauan media ini, pada saat pleno TPS enam, para saksi masih keberatan dan meminta agar kotak suara dibuka dan dilakukan hitung ulang. (wan)