Koran Mandalika, Lombok Tengah – Kementerian Pariwisata RI gelar focus group disscussion (FGD) penguatan jejaring dan atraksi wisata desa di Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Mandalika yang digelar di Bukit 360 Sirkuit Internasional Mandalika, Jumat (20/9).
Direktur Pengembangan Destinasi II Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Bambang Cahyo Murdoko mengatakan FGD tersebut bertujuan agar setiap desa wisata dapat memetakan keunggulan masing-masing, termasuk memunculkan kearifan lokal dan budaya yang dimiliki sehingga muncul strategi untuk pengembangan.
Sementara itu saat ini pihaknya telah membuat jaringan 6023 desa wisata termasuk di NTB. Di Kabupaten Lombok Tengah sejak tahun 2021, 2023 dan 2024 mendapatkan nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tentunya pada desa wisata ini ada terus pendampingan yang dilakukan, agar terus dapat mengelola hospitality kepada masyarakat dan pengunjung dari berbagai belahan dunia,” ujarnya.
Dirinya juga sepakat kemajuan teknologi komunikasi dapat memajukan pariwisata, namun perlu diperhatikan hal-hal baik yang diadopsi ke depan, mengingat 70 persen bidang pariwisata dikelola melalui teknologi komunikasi.
“Jadi kita harus bisa menerapkan dan mengadaptasikan teknologi komunikasi, kita ambil yang positifnya jangan ambil yang negatifnya,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah, Lalu Sungkul berharap dengan adanya FGD tersebut, dirinya berharap produk setiap desa wisata sekitar Kawasan Mandalika akan semakin berkembang dengan keunggulan masing-masing.
Ucapnya di Lombok Tengah sudah ada 26 desa wisata yang telah diberikan SK, sementara itu di Kecamatan Pujut ada desa wisata yang telah jadi destinasi seperti di Desa Mertak, Kuta, Sukadana, Rembitan dan Sengkol serta desa lainnya.
“Destinasi punya produk apa saja, apa kendala, kelemahan, dan keunggulannya bagaimana nanti kemudian diberikan support dan nanti regulasinya,” ujarnya. (*)