Pak Gubernur, Ribuan Warga Lokal di Tanjung Aan di Ambang Kemiskinan Akibat Penggusuran - Koran Mandalika

Pak Gubernur, Ribuan Warga Lokal di Tanjung Aan di Ambang Kemiskinan Akibat Penggusuran

Sabtu, 21 Juni 2025 - 08:40

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Warga di Pantai Tanjung Aan menolak keras rencana penggusuran yang dilakukan PT ITDC. Mereka mengaku sejauh ini sudah sejahtera dari mengasi rezeki di pantai tersebut. (Ahmad Sakurniawan/Koran Mandalika)

Warga di Pantai Tanjung Aan menolak keras rencana penggusuran yang dilakukan PT ITDC. Mereka mengaku sejauh ini sudah sejahtera dari mengasi rezeki di pantai tersebut. (Ahmad Sakurniawan/Koran Mandalika)

Koran Mandalika, Lombok Tengah – warga lokal yang mengais rezeki di Pantai Tanjung Aan di ambang kemiskinan. Pasalnya, ITDC dalam waktu dekat akan melakukan penggusuran terhadap lapak sepanjang sepanjang bibir pantai Tanjungan Aan.

Lapak-lapak tersebut menjadi primadona bagi turis asing untuk singgah menikmati keindahan alam dan juga makan minum.

Akibat dari penggusuran nantinya tentu ribuan warga akan kesulitan mencari pekerjaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemilik lapak Aloha bernama Kartini Lumbanraja mengatakan perlu evaluasi dulu apa yang sudah dilakukan ITDC di Lombok.

Menurutnya, sejauh ini ITDC sudah beberapa kali melakukan penggusuran di Kuta Mandalika dan membangun di sana.

“Kenyataannya apa sekarang yang terjadi di Kuta Mandalika? Yang terjadi di Kuta Mandalika adalah pengunjung ataupun turis, wisatawan mancanegara maupun lokal tidak ada yang suka,” kata Kartini.

“Mungkin ada segelintir orang (yang suka) tapi tidak memberikan dampak yang positif untuk masyarakat lokal itu sendiri,” ujar Kartini menambahkan.

Dia menegaskan turis mancanegara maupun lokal tidak minat dengan pembangunan hotel mewah karena konsepnya itu salah.

“Gagal total itu adalah salah satu wanprestasi dari BUMN kita yang dalam hal ini adalah ITDC. Mereka hanya membawakan investor tapi mereka tidak ada fit and proper test untuk para investor. Mampu tidak untuk meng-guide para turis dan menciptakan lapangan kerja dan tetap membuat para wisata itu untuk tetap eco-friendly, mampu tidak,” sindirnya.

Baca Juga :  Bela Kadis PUPR, Begini Penjelasan Gubernur Iqbal Soal Pembangunan Jalan

Kartini mengaku bersyukur dengan adanya pengusaha lokal di Tanjung Aan. Pihaknya sudah jauh di atas daripada UMR yang ditetapkan pemerintah dalam menggaji karyawan.

“Kami sudah sejahtera. Kami tidak butuh BUMN untuk ada di tempat ini. Kami tidak butuh bintang lima di tempat ini. Karena bintang lima yang sudah ada sekarang pun hanya menggunakan daily worker, daily worker, dan masa depan tidak jelas,” tegas Kartini.

Karyawan di warung Tanjung Aan rerata itu paling sedikit menerima Rp 4 juta. Itu pun hanya bagian untuk cuci piring.

Belum lagi para surfing guide di Tanjung Aan. Surfing guide bisa dapat Rp 8 juta per bulan. Di Tanjung Aan, mereka bisa dapat Rp 4 juta paling sedikit. Capai di angka Rp 35 juta paling tinggi per bulan.

“Jadi, kami sudah sejahtera di tempat ini. Kami sudah bahagia dan kami sudah menciptakan alam Tanjung Aan ini semenarik mungkin untuk dikunjungi oleh para wisatawan,” ucap Kartini.

“Kami buka di sini bukan restoran yang wow membahana tapi warung-warung yang kualitasnya seperti bintang lima. Bila perlu kami akan kemas seperti bintang tujuh meskipun kami ini warung,” sebut Kartini.

Salah satu bukti konkret, tegas Kartini, pihaknya rutin setor pajak ke daerah. Aloha sendiri setorkan pajak pada Mei kemarin sebesar Rp. 107.183.525,.

“Ini ada surat setoran pajak daerah. Kalau pemerintah butuh pembangunan, kita membangun untuk pemerintah. Kita bangun negara ini dengan baik, kita setor,” kata Kartini sembari menunjukkan bukti setoran pajak.

Baca Juga :  Momen Pelepasan Lalu Gita, Gubernur Iqbal Beri Penghormatan ke Senior

“Begitu melihat penghasilan seperti ini, ketika kita sudah seperti ini, tiba-tiba saja investor semuanya tertarik membangun di daerah Tanjung Aan ini,” ujar Kartini menambahkan.

Dengan situasi apabila dilakukan penggusuran, kata Kartini, ribuan warga lokal yang mencari rezeki dipastikan gigit jari. Bukan tidak mungkin mereka akan menderita.

Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal mengaku meski belum mengetahui duduk perkara secara resmi, namun ia menekankan bahwa pembangunan sejatinya harus memberdayakan masyarakat lokal.

Menurutnya, pembangunan tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat lokal. Jika itu terjadi maka perlu pembicaraan lebih jauh sehingga tidak merugikan masyarakat lokal.

“Tetapi selama pembangunan itu tidak bertentangan dengan masyarakat lokal itu tidak masalah, karena yang paling dulu menikamati hasil dari pembangunan itu adalah masyarakat sekitar. Pada prinsipnya pembangunan itu harus memberdayakan masyarakat lokal intinya,” kata Gubernur Lalu Iqbal, di Mataram, Jum’at (20/6).

Diketahui penggusuran lapak terjadi di kawasan Tanjung Aan Lombok Tengah karena akan dibangun Beach Club dan Hotel berbintang 5 di kawasan wisata tersebut.

Sejumlah warga dan pelaku usaha kecil menolak penggusuran itu karena akan mematikan usaha mereka.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada solusi baik pemerintah daerah maupun pihak investor yang akan membangun hotel ditempat tersebut.

Warga pemilik lapak berharap ada keadilan bagi mereka untuk bisa tetap berusaha di salah satu kawasan wisata favorit di wilayah Selatan Lombok Tengah itu. (wan)

Berita Terkait

Program Desa Berdaya Akan Diluncurkan pada 16 Desember 2025
Wujud Pemerintahan yang Berimbang, Pemprov NTB Sediakan Ambulans Gratis Kayangan-Poto Tano
DPMPTSP Gencarkan Perizinan Status RS Manambai ke Tipe B, Irnadi: Ini Menjadi Kado HUT NTB
IKADIN Gelar Rakernas, Fokus Evaluasi Program dan Pengawalan Perubahan UU Advokat
Tiga Proyek Infrastruktur Bakal Diresmikan pada HUT ke-67 NTB
TNGR Beberkan Kendala Evakuasi Pendaki Jatuh di Jalur Aik Berik
Nama RSJ Mutiara Sukma Bakal Diganti
Dinkes NTB Siapkan Kado HUT Ke-67 NTB

Berita Terkait

Jumat, 12 Desember 2025 - 04:30

MUFG dan Danantara Indonesia Selenggarakan “Indonesia Day” di Tokyo untuk Dorong Kolaborasi Investasi Strategis Jepang–Indonesia

Selasa, 9 Desember 2025 - 23:30

PTPN IV PalmCo, Subholding Holding Perkebunan Nusantara, Distribusikan Bantuan Pangan ke Wilayah Terisolasi di Aceh, Sumut, dan Sumbar

Selasa, 2 Desember 2025 - 03:36

Dukung Inklusi Keuangan Berkelanjutan, BRI Finance Hadirkan Promo di Pasar Keuangan Rakyat di Medan

Jumat, 14 November 2025 - 11:48

Soroti Pemangkasan TKD, Dewan Abdul Hadi Beri Masukan ke Pemda

Rabu, 5 November 2025 - 13:32

Dislutkan NTB Terima Kunjungan DPR Aceh Bahas Pemberdayaan Nelayan hingga Regulasi BBL

Jumat, 31 Oktober 2025 - 20:46

KAI Daop 8 Surabaya Terima Kunjungan Komisi VII DPR RI Di Stasiun Sidoarjo

Kamis, 30 Oktober 2025 - 10:27

MIND ID Raih Penghargaan ESG Berkat Efisiensi Energi dan Komitmen Keberlanjutan

Senin, 27 Oktober 2025 - 10:17

BRI Region 6/Jakarta 1 Resmikan Pembukaan BRI KCP Sedayu City

Berita Terbaru

NTB Terkini

Program Desa Berdaya Akan Diluncurkan pada 16 Desember 2025

Sabtu, 13 Des 2025 - 08:32