10 Startup Potensial Indonesia yang Kini Gulung Tikar - Koran Mandalika

10 Startup Potensial Indonesia yang Kini Gulung Tikar

Senin, 30 Desember 2024 - 18:43

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Meski memiliki konsep menarik dan potensi besar, kegagalan 10 startup ini menunjukkan bahwa inovasi saja tidak cukup. Faktor seperti validasi pasar, manajemen keuangan, eksekusi strategi, hingga respons terhadap krisis eksternal seperti pandemi, memainkan peran penting dalam kesuksesan sebuah startup.

Kisah-kisah ini tidak hanya mengingatkan kita pada risiko di dunia bisnis, tetapi juga membuka ruang diskusi tentang bagaimana industri startup dapat belajar dari kesalahan untuk menciptakan ekosistem yang lebih tangguh di masa depan.

Industri startup di Indonesia dikenal sebagai lahan subur untuk inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Namun, tak sedikit yang harus menyerah di tengah jalan meski membawa konsep dan potensi besar. Dari platform edutech hingga marketplace properti, berikut adalah cerita 10 startup potensial Indonesia yang kini harus gulung tikar, lengkap dengan pembelajaran yang bisa diambil dari perjalanan mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

1. Zenius

Zenius, salah satu pelopor platform pendidikan online di Indonesia, mengumumkan penghentian operasional sementara pada awal 2024. Selain menyediakan layanan online, Zenius juga mengakuisisi jaringan bimbingan belajar Primagama. Namun, mereka terpaksa mengambil langkah ini karena tantangan operasional yang sulit diatasi. Dalam pernyataan resmi, Zenius menegaskan komitmen mereka untuk tetap memperjuangkan visi mencerdaskan Indonesia, meski kini harus berhenti sementara.

Zenius, tutup setelah 20 tahun beroperasi

2. Rumah.com (PropertyGuru)

Platform marketplace properti Rumah.com, yang berada di bawah naungan PropertyGuru, resmi menghentikan operasinya pada November 2023. Penutupan ini memengaruhi 61 pegawai yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). CEO PropertyGuru, Hari V. Krishnan, menyatakan bahwa keputusan ini tidak mudah, namun langkah ini diambil untuk fokus pada strategi lain di pasar internasional.

Baca Juga :  Lalamove Luncurkan Layanan Antar Penumpang: Lalamove Ride, Cukup Satu Klik di Lalamove

Rumah.com, mantan raja situs properti indonesia

3. JD.ID

E-commerce JD.ID menghentikan layanannya pada 31 Maret 2023. Langkah ini merupakan bagian dari strategi induk perusahaannya, JD.com, untuk berfokus pada logistik dan jaringan rantai pasok lintas negara. Meski pernah menjadi salah satu pemain besar di industri e-commerce Indonesia, keputusan ini menandai berakhirnya perjalanan JD.ID di pasar lokal.

JD.ID, resmi ditutup dan telah berubah wujud

4. Airy Rooms

Bisnis hotel agregator ini resmi tutup pada 31 Mei 2020, setelah terpukul oleh dampak pandemi COVID-19. Sebelumnya, Airy Rooms sempat menjadi solusi populer untuk perjalanan hemat, bekerja sama dengan berbagai properti kecil untuk menawarkan layanan penginapan. Namun, pandemi mengubah lanskap pasar secara drastis, membuat Airy Rooms tidak mampu bertahan.

Airy Rooms, hentikan operasi permanen imbas corona

5. Fabelio

Startup desain furnitur dan interior, Fabelio, dinyatakan pailit pada Oktober 2022. Sebelum itu, perusahaan sudah menghadapi berbagai masalah, termasuk penundaan pembayaran gaji karyawan sejak 2021 dan tudingan pelanggaran terhadap hak tenaga kerja. Padahal, Fabelio sempat menjadi salah satu pemain utama di sektor furnitur online dengan desain modern dan harga terjangkau.

Fabelio, startup yang diterpa isu belum bayar gaji karyawan

6. Sorabel

E-commerce fesyen lokal, Sorabel, resmi tutup pada Juli 2020. Pandemi menjadi pukulan telak bagi startup ini, yang sebelumnya mencoba mengubah cara masyarakat Indonesia membeli pakaian. Meski telah berusaha melakukan berbagai strategi penyelamatan, Sorabel akhirnya harus menempuh jalur likuidasi karena kehabisan modal dan kesulitan mendapatkan pendanaan baru.

Sorabel, resmi tutup akhir bulan juli 2022

7. Donafun

Donafun adalah platform donasi sosial yang menawarkan hadiah berupa pengalaman kepada donatur. Meski sempat mencuri perhatian dengan model bisnis uniknya, Donafun harus tutup pada 2022. Platform ini juga sempat menjadi bagian dari program inkubasi Bank Indonesia dan menarik dukungan investor lokal. Namun, kurangnya fokus pada aspek pendapatan menjadi salah satu penyebab utama kegagalan mereka. Pendiri Donafun, Andrea Wiwandhana, kini aktif di bidang manajemen reputasi bersama CLAV Digital.

Baca Juga :  Program Visa Emas: Pengenalan Visa Emas telah menarik individu dan pengusaha dengan kekayaan bersih tinggi untuk berinvestasi di Dubai.

Donafun, startup potensial indonesia yang kini tinggal nama

8. Qlapa

Marketplace yang memberdayakan perajin lokal ini harus menyerah pada 2019. Tidak mampu bersaing dengan e-commerce besar seperti Tokopedia dan Bukalapak, Qlapa menutup operasinya setelah hampir empat tahun berjalan. Meski memiliki misi yang mulia, tantangan dalam skala bisnis dan kompetisi ketat menjadi kendala utama mereka.

Qlapa, e-commerce kerajinan tangan yang gulung tikar

9. CoHive

Startup penyedia ruang kerja bersama (co-working space) ini dinyatakan pailit pada Januari 2023. Berdiri sejak 2015 sebagai EV Hive, CoHive sempat menjadi pilihan utama bagi banyak startup dan freelancer di Indonesia. Namun, pandemi dan perubahan pola kerja membuat permintaan terhadap ruang kerja bersama menurun drastis, mengakibatkan mereka tidak mampu melanjutkan operasional.

CoHive, coworking space yang dinyatakan pailit

10. Beres.id (Kaodim)

Beres.id, anak usaha startup Malaysia Kaodim, menghentikan operasinya pada Juli 2022. Platform ini menghubungkan konsumen dengan penyedia jasa seperti servis AC dan kebersihan rumah. Penutupan ini juga berlaku untuk seluruh anak usaha Kaodim di Asia Tenggara. Meski memiliki potensi besar, pasar yang belum matang dan tantangan operasional menjadi kendala utama.

Kaodim, Startup Malaysia yang gulung tikar

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Eksekutif Bitwise: ETF Bitcoin Spot Bisa Capai Arus Masuk Tertinggi Sepanjang Sejarah
Analisis Prediksi dan Level Kritis XRP yang Wajib Diperhatikan
Yang Perlu Anda Ketahui Tentang NIB dan Pendaftaran Perusahaan di Indonesia
ROI (Return on Investment): Cara Hitung & Strategi Mendongkrak Laba Bisnis
Port Academy Mencetak Puluhan Operator Crane Mobil di Tahun 2024
Harga Minyak Merosot Usai Trump Tunda Tarif Meksiko-Kanada
Mengenal Botol PET
Tren Adopsi AI Melonjak di 2025: Lintasarta Pacu Digitalisasi Industri didukung Infrastruktur AI Berdaulat

Berita Terkait

Selasa, 4 Februari 2025 - 17:00

Eksekutif Bitwise: ETF Bitcoin Spot Bisa Capai Arus Masuk Tertinggi Sepanjang Sejarah

Selasa, 4 Februari 2025 - 17:00

Analisis Prediksi dan Level Kritis XRP yang Wajib Diperhatikan

Selasa, 4 Februari 2025 - 15:08

Yang Perlu Anda Ketahui Tentang NIB dan Pendaftaran Perusahaan di Indonesia

Selasa, 4 Februari 2025 - 13:54

ROI (Return on Investment): Cara Hitung & Strategi Mendongkrak Laba Bisnis

Selasa, 4 Februari 2025 - 10:00

Port Academy Mencetak Puluhan Operator Crane Mobil di Tahun 2024

Selasa, 4 Februari 2025 - 09:30

Mengenal Botol PET

Selasa, 4 Februari 2025 - 08:55

Tren Adopsi AI Melonjak di 2025: Lintasarta Pacu Digitalisasi Industri didukung Infrastruktur AI Berdaulat

Selasa, 4 Februari 2025 - 08:00

Pakar Asia Bahas Kompleksitas PCOS: Dari Mekanisme Dasar hingga Karakteristik Khas di Asia

Berita Terbaru