Koran Mandalika – Tokoh pemuda yang juga politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dian Sandi Utama (DSU) mengingatkan beberapa hal penting kepada Penjabat (Pj) Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi.
DSU berharap sebagai seorang pemimpin yang tidak lahir dari kontestasi pilkada, Lalu Gita dapat bekerja di atas semua kelompok atau golongan.
“Harus mengedepankan prioritas pembangunan dari penilaian objektifitas serta cermat menempatkan ASN secara profesional,” kata DSU, Senin (25/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia juga berharap Lalu Gita tidak terjebak oleh bisikan-bisikan yang menginginkan adanya penguatan atas satu kelompok atau golongan tertentu.
“Kami mendengar adanya indikasi itu. Kekuasaan itu sangat menggoda. Lalu Gita bisa saja melakukan penguatan itu. Namun, saya sendiri masih percaya beliau tidak akan melakukannya,” ujar pria asal Lombok Tengah itu.
DSU mengingatkan agar Lalu Gita jangan tergoda membuka diri menjadi saluran atau kanal emosi atas kepentingan politik maupun sentimen-sentimen pada pemerintahan sebelumnya.
“Biarlah era kepemimpinan beliau menjadi masa istirahat bagi masyarakat dan para ASN dari kepemimpinan politik,” jelas DSU.
Dia berharap ASN agar sekiranya dapat berkarier dan mendapat promosi benar-benar atas dasar profesionalisme.
“Demikian juga dengan teman-teman ASN, harus tunduk dan patuh karena mereka berada dalam sistem birokrasi terpimpin,” ucap DSU.
Menurut dia, pemimpin yang lahir dari hasil kontestasi pilkada itu sebenarnya adalah pemimpin dari golongan karena mereka hadir atas basis massa.
“Namun, kadang kita malu-malu menyebutkan itu dan selalu berteori bahwa siapa pun yang naik menjadi pemimpin maka dia menjadi pemimpin untuk semua kelompok dan golongan,” ungkap DSU.
Sialnya, lanjut DSU, teori itu tidak selalu sama dengan prakteknya. Pergantian kepemimpinan selama ini selalu identik atau selalu diikuti dengan bergantinya nuansa yang kuat atas kelompok dan golongan dari pemimpin itu sendiri.
“Hal itu pula yang mengakibatkan terjadinya disparitas dalam prioritas pembangunan. Bahkan dalam prioritas penempatan ASN di lingkup pemerintahan,” beber DSU.
Dia menilai Lalu Gita merupakan saksi hidup berkali-kali bergantinya nakhoda kepemimpinan di NTB.
“Saya tidak heran ketika menjabat sebagai Pj Gubernur, beliau langsung pasang trigger “Maju-Melaju” dan saya rasa itu dipersiapkan sejak lama,” papar DSU.
Kandungan dari trigger tersebut sebenarnya yang paling penting haruslah memuat hasil perenungannya selama menjadi ASN.
“Perenungan untuk memperbaiki dan melengkapi hasil pembangunan dari pemimpin-pemimpin sebelumnya,” kata DSU.
DSU kembali berharap agar Pj Gubernur NTB bisa meng-create program atau menyempurnakan program-program pemerintahan sebelumnya sehingga bisa saja 17 bulan itu terasa seperti 5 tahun.
“Tentu jika semua dilakukan dengan perhitungan yang cermat,” terang DSU. (Wan)