Anak Singkong di Little Tokyo - Koran Mandalika

Anak Singkong di Little Tokyo

Minggu, 17 November 2024 - 19:28

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

2 tahun kisah Lokaholik memuliakan artisan nusantara. Lokaholik hadir dalam dunia bar yang dibanjiri produk impor dengan idealisme dan keberaniannya menjadi sebuah rumah minum yang hanya menggunakan bahan lokal.

Lokaholik, rumah minum Nusantara di Melawai, Jakarta Selatan. Istimewa bukan hanya karena bernuansa sebuah mesin waktu, namun karena keberaniannya untuk mempromosikan kekayaan budaya minuman fermentasi Indonesia.

2 tahun sudah Lokaholik berdiri tegak berjuang mencari tuan dan puan para pejuang untuk mempromosikan karya artisan minuman fermentasi nusantara yang sejatinya menjadi bintang di mancanegara.

Lokaholik berdiri di tahun 2022, kala pariwisata ditaklukan oleh ganasnya pandemi. Para artisan minuman distilasi yang tadinya beralih karir menjadi bartender kapal pesiar mulai mencoba peruntungannya meramu resep arak di Bali yang mereka dapatkan secara turun menurun dari keluarganya. Sebagian artisan, mereka akhirnya dapat membangun brand mereka sendiri walaupun masih terus berjuang mendapatkan sebuah ‘rumah’ untuk ciptaan mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Petugas membersihkan logo Lokaholik. 2 tahun Lokaholik berdiri di kawasan Melawai, Jakarta Selatan, menjadi rumah minuman nusantara bagi para artisan minuman fermentasi nasional.<br>
Petugas membersihkan logo Lokaholik. 2 tahun Lokaholik berdiri di kawasan Melawai, Jakarta Selatan, menjadi rumah minuman nusantara bagi para artisan minuman fermentasi nasional.

“Saat kami mulai, banyak sekali yang skeptis dan bahkan berpikir kami tidak akan bisa bertahan. Banyak juga yang berpikir kami akan beralih menjadi bar biasa yang menggunakan barang impor, padahal minuman (bangsa) kita ini enak dan tidak kalah dibandingkan produk impor,” ujar Joshua Simandjuntak, pendiri Lokaholik.

Budaya minum Nusantara sudah tercatat sejak abad ke-7 dalam Sejarah Lama Dinasti Tang oleh I-Tsing.

I-Tsing, dalam kunjungannya ke Kerajaan Kalingga (antara Pekalongan dan Jepara) menulis, “Negeri ini sangat kaya. Orang-orang di negeri ini membuat arak dari bunga pohon kelapa yang menggantung. Panjang bunganya lebih dari tiga kaki. Tebalnya sebesar lengan orang dewasa. Untuk menjadi arak, bunganya akan dipotong dan niranya dikumpulkan, rasanya manis.” Tuak, minuman fermentasi berbahan dasar palma yang jarang ditemukan di negara lain di dunia.

Baca Juga :  Training Public Speaking di SMP BUDI MULIA Bersama Coach Priska Sahanaya, Pronas dan Sinotif: Menguasai 4 Teknik Presentasi yang Efektif

“Budaya ini dulunya terkenal, dikagumi, namun sekarang sering ditutupi. Para artisannya tidak dihargai dan industrinya tertidur bagaikan sebuah harta karun yang belum tergali apalagi dimanfaatkan,” jelas Joshua sambil menunjukkan jarinya ke barisan rapi botol-botol berisi minuman beralkohol dari segala penjuru nusantara di belakang meja bar.

Bar dengan ragam minuman lokal di Lokaholik.<br>
Bar dengan ragam minuman lokal di Lokaholik.

Menjadi “Rumah” bagi artisan nusantara

Di kala banyak bar dan restoran malu menyajikan minuman lokal bahkan enggan mencantumkan merek minuman lokal yang mereka jadikan campuran dalam sajian mereka. Lokaholik mengambil resiko mencantumkan nama merek para-artisan nusantara dengan bangga. Saat ini sudah ada 13 merek lokal yang digunakan oleh Lokaholik, beberapa diantaranya merupakan perusahaan lokal telah memperluas pasar mereka ke luar negeri seperti Cap Tikus, Haten Wine dan Iwak.

“Banyak sih tamu yang akhirnya berpikir bar itu kelasnya kurang baik, apabila menyajikan barang lokal.  Ada juga tamu yang berharap barang lokal harus murah walaupun minuman tersebut berkualitas superior dan dapat dibandingkan dengan minuman impor yang memiliki harga 2-3 kali lipat lebih tinggi,” Joshua mengutarakan motivasinya mendirikan Lokaholik.

Pengunjung Lokaholik menikmati minuman fermentasi lokal berkualitas internasional.<br>
Pengunjung Lokaholik menikmati minuman fermentasi lokal berkualitas internasional.

“Bagi saya, Lokaholik ini pahlawan. Walaupun kami sempat menjadi souvenir acara G20, kami waktu itu tidak memiliki rumah permanen untuk memperkenalkan produk kami, hingga saat itu kami diajak masuk ke Lokaholik. Saya melihat ciptaan saya sebagai sebuah kanvas untuk para artisan muda dapat berkarya agar lebih banyak lagi anak muda dapat menjaga dan mengembangkan budaya ini,” tandas Ida Ayu Puspa Eny salah satu artisan pencipta Iwak Arumery sambil menuangkan minuman ciptaannya.

Baca Juga :  Indonesia Game Festival 2024, Ajak Seluruh Pecinta Game Bersatu Bangkitkan Industri Game Indonesia

Banyak artisan muda memulai perjalanannya meramu dan meracik minuman fermentasi dan distilasi nusantara di balik meja bar dalam perjalanannya menjadi seorang mixologist. “Saya berusaha menciptakan sebuah racikan cocktail yang memiliki citarasa lokal namun dapat mudah dinikmati oleh tamu internasional”, Panji Mulyadi, head bartender Lokaholik menyampaikan visi yang tertuang dalam semua ciptaannya.

Ketua Gerakan Fermentasi Nusantara (Fermenusa) Bambang Britono turut menyampaikan dukungannya terhadap keberadaan Lokaholik. Ia mengatakan, “Kami berharap tujuan mulia Lokaholik menjadikan minuman fermentasi tuan rumah di negeri sendiri dapat menjadi tolak ukur dan inspirasi bagi industri restoran dan bar di Indonesia.”

“Ke depannya, saya ingin Lokaholik ini dipenuhi para pemikir kritis dan kreatif Nusantara yang ingin berbagi rasa, cita, dan bahagia,” Joshua memandang ke hiruk pikuk para pengunjung malam itu.

Aku suka singkong, kau suka keju,” syair lagu dari musisi lawas Ari Wibowo terdengar di Lokaholik malam itu. Memang betul kata Bang Ari, Indonesia yang anak singkong tidak perlu menyamar menjadi anak keju, menjadi tuan rumah di bangsanya sendiri.

2 tahun sudah Lokaholik berdiri tegak berjuang mencari tuan dan puan para pejuang untuk mempromosikan karya artisan nusantara yang sejatinya menjadi bintang di mancanegara.

Terlihat banyak tuan puan para pejuang dan punggawa bersenandung dan tertawa, berjoget tipis, dan duduk santai menyeruput ‘Kembang Desa’ cocktail andalan Lokaholik, sang Anak Singkong yang nekad menjadi rumah minum 100% Nusantara yang pertama di Indonesia.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Pitching Day FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Menggali Inovasi Sosial Berbasis Riset
Kolaborasi Strategis VRITIMES dan Vritta.id untuk Mendukung Industri Media Indonesia
BrainBoost Money Magnet: Audio Inovatif untuk Mengubah Pola Pikir dan Menarik Rezeki
Apparel yang Nyaman untuk Olahraga: Pilihan Terbaik dari Bodypack
VRITIMES dan Hallosumedang.com Resmi Jalin Kerjasama Strategis untuk Penyebaran Informasi
VRITIMES dan Inisumedang.com Jalin Kerja Sama Strategis untuk Tingkatkan Konten Digital Lokal
VRITIMES dan Pojokindonesia.com Jalin Kerja Sama untuk Menghadirkan Berita Berkualitas
VRITIMES dan Korsum.id Jalin Kerjasama untuk Tingkatkan Layanan Informasi Digital

Berita Terkait

Senin, 23 Desember 2024 - 18:38

Pitching Day FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Menggali Inovasi Sosial Berbasis Riset

Senin, 23 Desember 2024 - 18:12

Kolaborasi Strategis VRITIMES dan Vritta.id untuk Mendukung Industri Media Indonesia

Senin, 23 Desember 2024 - 16:58

BrainBoost Money Magnet: Audio Inovatif untuk Mengubah Pola Pikir dan Menarik Rezeki

Senin, 23 Desember 2024 - 16:43

Apparel yang Nyaman untuk Olahraga: Pilihan Terbaik dari Bodypack

Senin, 23 Desember 2024 - 16:37

VRITIMES dan Inisumedang.com Jalin Kerja Sama Strategis untuk Tingkatkan Konten Digital Lokal

Senin, 23 Desember 2024 - 16:33

VRITIMES dan Pojokindonesia.com Jalin Kerja Sama untuk Menghadirkan Berita Berkualitas

Senin, 23 Desember 2024 - 16:33

VRITIMES dan Korsum.id Jalin Kerjasama untuk Tingkatkan Layanan Informasi Digital

Senin, 23 Desember 2024 - 16:32

VRITIMES dan Arahbaru.com Umumkan Kerjasama Strategis untuk Memberikan Konten Digital yang Lebih Inovatif

Berita Terbaru