Koran Mandalika, Mataram – Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Prof. Dr Kadri, M. Si merspons fenomena pengibaran bendera “One Piece” menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80.
Menurutnya, pengibaran bendera anime asal Jepang itu semestinya harus dilihat dari sudut pandang yang lain, bukan dalam konteks kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Menurut saya harus diletakkan dalam perspektif yang berbeda dan melihatnya secara bijak. Bulan ini adalah bulan kemerdekaan, bulan yang super simbolik dalam konteks kemerdekaan,” kata Prof Kadri, Kamis (7/8).
Namun, jika fenomena pengibaran bendera tersebut dilihat dari sudut pandang kemerdekaan, tentu nilainya tidak sama jika disejajarkan dengan Bendera Merah Putih.
“Kalau dalam konteks bulan kemerdekaan yang secara simbolik direpresentasikan dengan mengibarkan bendera merah putih, lalu diganggu dengan mengibarkan bendera lain yang kalau dari nilai simboliknya itu kan simbol bajak laut, karakter kekerasan. Tidak apple to apple menurut saya,” ucap Prof Kadri.
Dia menjelaskan masih banyak cara untuk mengungkapkan kebebasan berpendapat, bukan hanya dalam bentuk bendera saja.
“Kalau itu adalah simbol kebebasan, merepresentasikan kebebasan itu kan tidak harus menaikan bendera, banyak cara. Tidak mesti harus secara simbolik dalam bentuk bendera, apalagi bendera itu miliki karakter yang tidak pantas untuk di contoh,” jelasnya.
Dia melanjutkan, kesucian simbol-simbol negara seperti bendera jangan sampai dikotori oleh simbol lain yang bertolak belakang.
“Tapi menurut saya pribadi, jangan mengotori simbol-simbol kebangsaan yang direpresentasikan dengan bendera merah putih dengan bendera lain yang justru kontras dengan nilai-nilai keIndonesiaan,” imbuhnya. (dik)









