Koran Mandalika, Lombok Barat – Berada di kaki Gunung Layur, di sisi tenggara Rinjani, Desa Lebah Sempaga menawarkan suasana pedesaan yang asri dengan pemandangan alam yang menakjubkan.
Di sini, Gunung Rinjani dan anak-anaknya selalu mengintip dari kejauhan, sungai alam mengalir melintasi lembah, dan deretan tebing batu yang terukir indah oleh alam. Di beberapa titik, terdapat sejumlah goa, namun yang paling populer adalah Goa Lawah atau sering disebut Goa Gerodokan oleh sebagian warga.
Goa Lawah dan Cerita Mitos Yang Menghubungkan Pulau Lombok dengan Bali
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Goa Lawah bukanlah sebuah destinasi wisata baru. Sejak awal tahun 90-an, goa ini telah menjadi lokasi perkemahan yang populer di kalangan pecinta alam. Keberadaan lahan lapang yang cukup luas di atas badan Goa yang dikelilingi pepohonan lebat, menjadikannya tempat yang sempurna untuk berkemah.
Pada masa lampau, Goa Lawah merupakan tempat masyarakat kuno Suku Sasak menyepi dan bermeditasi untuk mencari ketenangan. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya sejumlah uang kepeng kuno dan benda pusaka yang tertimbun di balik dinding goa dan diantara deretan altar batu yang tersebar di dalam masing masing ruang goa.
Cerita tutur mengatakan bahwa keberadaan Goa Lawah telah diketahui sejak zaman Anak Agung. Konon, salah seorang keluarga raja pernah menyusuri goa dengan bermodalkan seikat bobok (daun kelapa kering) sebagai penerang dan keluar di Goa Lawah, Klungkung, Bali. Kemungkinan dari peristiwa itulah goa ini mendapatkan namanya sebagai Goa Lawah. Sebuah nama yang sama persis dengan Goa Lawah di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali.
Menurut Sapta Setiawan, salah seorang pelopor dan penggiat pariwisata di Desa Lebah Sempaga, Goa Lawah yang berhasil diakses oleh warga terdiri atas tiga ruangan. Meskipun sebenarnya masih terdapat sebuah lorong panjang yang belum dieksplorasi karena adanya runtuhan akibat penggunaan alat berat saat penggalian proyek PLTMH.
Sapta berharap hal ini bisa menjadi agenda pembenahan oleh pihak pengelola dan dinas terkait untuk membuka dan memperlebar akses masuk ke ruang kedua dan membersihkan sisa reruntuhan yang menutup akses ke ruang ketiga sehingga Goa Lawah tidak hanya sekedar menjadi destinasi Camping, tetapi juga Caving atau Jelajah Goa.
Trend Caving di Dunia
Memiliki landskap yang didominasi oleh pegunungan, pulau Lombok tentunya juga memiliki banyak goa. Hanya saja belum “satupun” yang dikelola dengan baik sebagai sebuah destinasi wisata.
Bahkan sebuah goa yang berada di pusat turis, seperti Gili Trawangan, belum tersentuh sama sekali. Padahal goa tersebut tidak hanya menawarkan keunikan kontur alam, tetapi juga menyimpan sejarah pendudukan Jepang di masa lalu.
Bagi masyarakat pulau Lombok, kegiatan menjelajahi goa bukanlah hal yang baru. Sejak zaman dahulu kala, masyarakat Lombok telah terbiasa menjadikan goa sebagai lokasi bertapa atau semedi yang pada praktiknya sama saja dengan meditasi bagi para Yogis. Melihat fakta ini, Lombok memiliki peluang besar untuk menjadi destinasi caving yang layak diperhitungkan oleh para petualang, bahkan Speleolog yang mempelajari tentang Goa.
Bagi wisatawan umum, beberapa Goa di pulau Lombok bisa menjadi destinasi semi-adventure dan Wellness Retreat.
Salah satu tren wisata di kalangan Adventure Travelers di Eropa adalah menjelajahi goa yang lebih dikenal dengan istilah caving.
Menurut Geo Heritage, Caving atau Jelajah Goa merupakan salah satu trend Adventure Travelers di Eropa. Pada tahun 2022, Geo Heritage mencatat bahwa sekitar 70 juta wisatawan setiap tahun memilih goa sebagai tujuan wisata. Dari 1200 goa yang menjadi objek penelitian, tercatat bahwa pendapatan per tahun dari Caving mencapai 800 juta Euro atau sekitar 13,8 triliun rupiah hanya dari tiket masuk saja. Hal itu belum termasuk biaya sewa peralatan dan jasa lainnya yang tersedia di lokasi.
Keberadaan Goa Lawah di Desa Lebah Sempaga, Kecamatan Narmada bisa menjadi Pilot Project untuk memperkenalkan Caving kepada para wisatawan yang berkunjung ke pulau Lombok.
Eat Palang dan 9 Air Terjun Rahasia
Selain Goa Lawah, terdapat sebuah sungai alam yang dalam catatan Hindia Belanda disebut Eat Palang. Sungai ini mengalir di bawah goa, dan di sisi kiri serta kanannya terdapat sekitar 9 air terjun kecil yang cukup cantik yang memperkuat keindahan alam dan daya tarik Desa Lebah Sempaga sebagai destinasi wisata caving dan camping yang berbeda dengan tempat lainnya di pulau Lombok.
Menurut Sapta Setiawan, sembilan air terjun yang mengalir dari dinding dinding tebing sungai baik di sisi kiri maupun kanan sejatinya memiliki debit air yang besar dan konsisten sepanjang tahun, namun sebagian besar airnya telah dimanfaatkan untuk keperluan PDAM, PLTMH, dan juga untuk keperluan air minum warga desa Lebah Sempaga.
Fasilitas Camping di Goa Lawah Lebah Sempaga
Pak Mada, selaku pengelola Wisata Goa Lawah Lebah Sempaga, menjelaskan bahwa untuk mendukung kebutuhan para pengunjung, telah tersedia sejumlah fasilitas yang lengkap dan memadai. Hal ini dilakukan untuk memastikan kenyamanan dan pengalaman berkemah yang menyenangkan bagi setiap pengunjung.
Beberapa fasilitas yang tersedia antara lain:
Toilet: Sebanyak 6 unit toilet yang bersih dan terawat, sehingga pengunjung tidak perlu khawatir akan kebersihan dan kenyamanan.
Mushola: Sebuah mushola yang tersedia untuk pengunjung yang ingin melaksanakan ibadah.
Warung Deret: Terdapat 6 unit warung deret yang menjual berbagai makanan dan minuman, sehingga pengunjung dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan konsumsi selama berkemah.
Listrik: Akses listrik tersedia selama 24 jam, memastikan pengunjung tetap dapat menikmati fasilitas modern selama berada di lokasi.
Area Parkir: Area parkir yang luas dan nyaman, memudahkan pengunjung untuk memarkir kendaraan mereka dengan aman.
Akses Masuk: Akses masuk ke lokasi wisata yang sudah di rabat dengan jarak hanya 230 meter dari badan jalan utama Desa Lebah Sempaga, memudahkan pengunjung untuk mencapai lokasi tanpa kesulitan.
Selain itu, bagi pengunjung yang ingin berkemah tetapi tidak membawa peralatan, Wisata Goa Lawah Lebah Sempaga juga menyediakan penyewaan berbagai perlengkapan camping, seperti tenda, hammock, griller, dan keperluan lainnya. Fasilitas ini dirancang untuk memastikan pengunjung dapat menikmati pengalaman berkemah tanpa harus repot membawa banyak barang.
Tidak hanya itu, pengunjung juga dapat memancing di kolam ikan nila yang berada di lokasi. Ikan hasil tangkapan dapat langsung dipanggang di tempat yang telah disediakan, menambah keseruan dan kenikmatan berkemah di Goa Lawah.
“Pengunjung juga bisa memancing di kolam ikan nila yang berada di lokasi dan memanggangnya di tempat,” jelas Pak Mada.
Dengan segala fasilitas yang disediakan, Goa Lawah Lebah Sempaga menjadi destinasi camping yang ideal bagi siapa saja yang ingin menikmati keindahan alam dan pengalaman berkemah yang tak terlupakan. Dari fasilitas dasar hingga perlengkapan berkemah, semua disiapkan untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pengunjung. (Adit)