Koran Mandalika, Mataram – Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) NTB Lalu Mohammad Faozal mengaku kesulitan menggerakan atau mencari kapal khusus ternak di tengah melonjaknya pengiriman sapi ke luar.
Faozal menjelaskan sejak awal dibuka pengiriman ternak, pergerakan armada dari Bima ke Lombok berkisar di angka 168 truk.
“Anda bayangkan itu 168 lebih truk tronton yang bergerak dari Bima ke Lombok. Belum lagi yang dikirim dari Bima ke Tanjung Priok dengan tol laut ada 550 ekor,” kata Faozal, Senin (21)4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sampai dengan tadi malam, pihaknya sudah mengirim sebanyak 132 truk dan dijadwalkan setiap hari.
“132 truk tronton sudah kami kirim dan itu setiap hari sekarang keberangkatannya. Cuma kendalanya satu, kapal yang ada itu bukan kapal khusus ternak,” ujarnya.
Faozal menegaskan apabila dipaksakan menggunakan kapal yang tidak sesuai maka dikhawatirkan terjadi masalah.
“Ternak ini, kan, barang hidup. Butuh nafas dan macam-macam. Jika dipaksakan di kapal ini, dia tidak punya ventilasi. Maka, akan ada masalah,” ungkapnya.
“Menggerakkan kapal tidak mudah, terutama khusus ternak,” kata Faozal menambahkan.
“Kan, ini hanya satu kali setahun kebutuhannya. Ndak mungkin sekarang kami menggeser kapal, apalagi kapal swasta hanya satu kali dengan cost (biaya) yang begitu tinggi,” ucapnya..
Terkait antrean panjang yang dialami para peternak sapi di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat, Faozal mengaku dari awal, pemerintah sudah berupaya untuk mengatur skenario pengiriman.
Namun, dikarenakan adanya kendala di PCR sehingga pemerintah tidak mampu mengendalikan pergerakannya.
“Memang pergerakan ternaknya tidak bisa kami kendalikan. Kenapa tidak bisa dikendalikan? Karena ada problem di PCR yang sudah diselesaikan sekarang,” sebutnya. (dik)