Pengiriman Sapi Melonjak, Dishub NTB Sebut Sulit Cari Kapal Khusus Ternak - Koran Mandalika

Pengiriman Sapi Melonjak, Dishub NTB Sebut Sulit Cari Kapal Khusus Ternak

Senin, 21 April 2025 - 19:56

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengecekan sapi di Pelabuhan Gili Mas (istimerwa)

Pengecekan sapi di Pelabuhan Gili Mas (istimerwa)

Koran Mandalika, Mataram – Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) NTB Lalu Mohammad Faozal mengaku kesulitan menggerakan atau mencari kapal khusus ternak di tengah melonjaknya pengiriman sapi ke luar.

Faozal menjelaskan sejak awal dibuka pengiriman ternak, pergerakan armada dari Bima ke Lombok berkisar di angka 168 truk.

“Anda bayangkan itu 168 lebih truk tronton yang bergerak dari Bima ke Lombok. Belum lagi yang dikirim dari Bima ke Tanjung Priok dengan tol laut ada 550 ekor,” kata Faozal, Senin (21)4).

Sampai dengan tadi malam, pihaknya sudah mengirim sebanyak 132 truk dan dijadwalkan setiap hari.

“132 truk tronton sudah kami kirim dan itu setiap hari sekarang keberangkatannya. Cuma kendalanya satu, kapal yang ada itu bukan kapal khusus ternak,” ujarnya.

Faozal menegaskan apabila dipaksakan menggunakan kapal yang tidak sesuai maka dikhawatirkan terjadi masalah.

“Ternak ini, kan, barang hidup. Butuh nafas dan macam-macam. Jika dipaksakan di kapal ini, dia tidak punya ventilasi. Maka, akan ada masalah,” ungkapnya.

“Menggerakkan kapal tidak mudah, terutama khusus ternak,” kata Faozal menambahkan.

Baca Juga :  Lalu Srinata Dorong Alumni Joglo Tampil pada Pilgub NTB

“Kan, ini hanya satu kali setahun kebutuhannya. Ndak mungkin sekarang kami menggeser kapal, apalagi kapal swasta hanya satu kali dengan cost (biaya) yang begitu tinggi,” ucapnya..

Terkait antrean panjang yang dialami para peternak sapi di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat, Faozal mengaku dari awal, pemerintah sudah berupaya untuk mengatur skenario pengiriman.

Namun, dikarenakan adanya kendala di PCR sehingga pemerintah tidak mampu mengendalikan pergerakannya.

“Memang pergerakan ternaknya tidak bisa kami kendalikan. Kenapa tidak bisa dikendalikan? Karena ada problem di PCR yang sudah diselesaikan sekarang,” sebutnya. (dik)

Berita Terkait

Komnas HAM Bertemu Gubernur NTB Bahas Komitmen Perlindungan Korban Kekerasan Seksual
Kasus Kekerasan Seksual Marak di Lombok, Komnas HAM Turun Tangan
Jatuh di Rinjani, Pendaki Asal Malaysia Sumbangkan Sebagian Asuransi untuk Konservasi
Kolaborasi Apik dengan Pemprov Bali, Gubernur Iqbal Sukses Atasi Persoalan Pengiriman Sapi
Nyaris Bentrok dengan Preman, Warga Selong Belanak Keukeuh Tolak Supermarket
Pemprov NTB Melalui DP3AP2KB Sinergikan Penanganan Kekerasan Seksual dan Pencegahan Perkawinan Anak
YGSI-Pemprov NTB Kolaborasi Cegah Kekerasan Seksual dan Perkawinan Anak
DP3AP2KB Pastikan Pendampingan Hukum dan Pemulihan Psikologis Korban Walid Lombok

Berita Terkait

Sabtu, 3 Mei 2025 - 23:59

Industri Web3, Peluang di Tengah Tantangan Sempitnya Lapangan Kerja

Sabtu, 3 Mei 2025 - 23:39

KAI Pastikan Layanan LRT Jabodebek Normal Pasca Gangguan Listrik di Wilayah Bekasi

Sabtu, 3 Mei 2025 - 19:07

Tambah Rp100 Ribu, Naik Evista ke Bandara Sultan Syarif Kasim II Kini Dapat Fasilitas VIP dan Akses Lounge Mewah

Sabtu, 3 Mei 2025 - 19:06

KAI Raih Penghargaan di WISCA 2025, Perkuat Budaya Keselamatan Berkelanjutan

Sabtu, 3 Mei 2025 - 16:45

Hardiknas 2025: Saatnya Kampus Hadirkan Solusi Finansial yang Relevan bagi Mahasiswa

Sabtu, 3 Mei 2025 - 11:45

Tingkatkan Sinergitas, KAI Daop 8 Surabaya Teken MoU Dengan Sekretaris DPRD Provinsi Jawa Timur

Sabtu, 3 Mei 2025 - 11:26

Sambut Hari Pendidikan Nasional, BRI Finance Permudah Pencairan Fasilitas Dana Tunai Pendidikan

Sabtu, 3 Mei 2025 - 10:37

Perkuat Pangsa Pasar Eksternal dan Diversifikasi Produk, WSBP Catatkan NKB Rp295,35 Miliar hingga Kuartal I 2025

Berita Terbaru