Caleg Gagal Ramai Maju Pilkada, Mi6: Contoh Pemimpin Sejati - Koran Mandalika

Caleg Gagal Ramai Maju Pilkada, Mi6: Contoh Pemimpin Sejati

Rabu, 22 Mei 2024 - 19:09

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Koran Mandalika, Lombok Tengah – Dinamika politik Bumi Gora memunculkan fenomena unik dan menarik, seiring dengan langkah sejumlah figur dan tokoh yang gagal dalam Pemilu Legislatif 2024, namun kembali bertarung dalam Pilkada Serentak November mendatang.

Lembaga Kajian Sosial Politik dan Politik Mi6 menilai, dari sisi psikologi politik, fenomena ini menunjukkan betapa politisi Bumi Gora memiliki resiliensi yang tinggi, motivasi berprestasi, dan ketangguhan mental yang luar biasa. Sebuah hal yang sangat dibutuhkan agar demokrasi terus berkembang.

“Resiliensi itu kemampuan untuk bangkit kembali dari kegagalan atau kesulitan. Dalam politik, tidak ada yang lebih mengagumkan daripada menemukan seseorang yang bangkit dari kegagalan untuk mencoba lagi,” kata Direktur Mi6 Bambang Mei Finarwanto, di Mataram, Rabu (22/5/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Analis politik kawakan Bumi Gora yang karib disapa Didu ini mengemukakan, langkah sejumlah figur yang sebelumnya tidak terpilih dalam Pileg 2024 dan kembali bertarung dalam Pilkada serentak akhir tahun ini, layak mendapat apresiasi. Didu tak menampik jika ada sejumlah kalangan yang menilai hal tersebut sebagai ambisi politik. Namun, sesungguhnya, hal tersebut adalah ambisi politik yang sangat sehat.

”Keberanian mereka yang tidak terpilih di pemilu legislatif dan kembali bertarung di Pilkada adalah contoh nyata dari kepemimpinan sejati,” ucap Didu.

Di Kabupaten Sumbawa, muncul figur Burhanuddin Jafar Salam, yang kini menjadi kandidat Bupati Sumbawa. Pada Pileg lalu, politisi Partai Gelora ini gagal melenggang ke kursi DPRD NTB. Di Lombok Timur, ada politisi kawakan Syamsul Lutfi, yang kini juga digadang-gadang menjadi kandidat bupati. Anggota DPR RI dari Partai Nasdem ini sebelumnya tak berhasil melenggang kembali ke Senayan.

Ada juga nama Suryadi Jaya Purnama dari Partai Keadilan Sejahtera yang akan diusung oleh partainya sebagai calon Bupati Lombok Timur setelah tidak lolos ke DPR RI. Sementara di Lombok Tengah, ada Anggota DPRD NTB lima periode, H Ruslan Turmuzi, yang kini menjadi kandidat bupati setelah sebelumnya tak terpilih kembali sebagai legislator di DPRD NTB. Di kota Mataram ada Caleg DPR RI dapil Lombok dari PKS yang gagal yakni H. Karman BM juga maju dalam Pentas Pilwakot Mataram.

Baca Juga :  Memanas! KPU Ngotot Lanjutkan Pleno, Bawaslu dan Saksi Menolak

Didu mengungkapkan, selain resiliensi, kehadiran figur dan tokoh tersebut meramaian bursa Pilkada Serentak di NTB, juga menunjukkan ketangguhan mental dan komitmen terhadap tujuan politik mereka. Dan pada saat yang sama, juga menunjukkan betapa mereka memiliki motivasi berprestasi yang kuat, yang mendorong untuk terus berusaha mencapai posisi tertinggi untuk berkhidmat melayani rakyat.

Bagi figur dan tokoh-tokoh tersebut, boleh jadi kata Didu, kegagalan dalam pemilihan legislatif dianggap sebagai tantangan yang harus diatasi, alih-alih sebagai akhir dari karir politik. Kegagalan dianggap sebagai kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri, sehingga lebih siap untuk peran yang lebih besar.

”Hanya mereka yang memiliki identitas diri yang kuat sebagai pemimpin yang bisa melakukan hal begini,” ucap Didu.

Ada banyak contoh, bagaimana mereka yang gagal di pemilu legislatif, namun ketika memilih bertarung sebagai kepala daerah, mereka terpilih dan malah menjadi pemimpin daerah yang berprestasi dan mengundang decak kagum. Salah satunya adalah Dedy Mulyadi, yang sebelumnya gagal terpilih sebagai anggota DPRD di Purwakarta, namun terpilih sebagai bupati dua periode di salah satu daerah di Jawa Barat tersebut. Dedy kini adalah Anggota DPR RI peraih suara terbanyak dari daerah pemilihannya.

Dalam konteks pemimpin negara, nama Barack Obama mungkin layak dikedepankan. Sebelum menjadi Presiden Amerika Serikat, Barack Obama sempat mengalami kegagalan dalam pemilihan sebagai Anggota DPR AS sebelum kemudian terpilih sebagai Senator dan menjadi pemimpin Negeri Adi Daya tersebut.

Menurut Didu, politisi yang memiliki karakter, tekad, dan mental yang kuat, lalu sempat sempat mengalami kegagalan dalam kontestasi, umumnya akan belajar dari hal tersebut. Mereka selanjutnya akan memperbaiki strategi politiknya dan akhirnya berhasil.

”Ini menunjukkan bagaimana sebuah kegagalan dapat menjadi batu loncatan menuju kesuksesan yang lebih besar,” kata Didu.

Didu menjelaskan, ada fenomena menarik dari sisi psikologi politik tatkala mereka yang pernah gagal dalam kontestasi di Pileg namun bisa menang ketika mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Fenomena tersebut adalah bagaimana pemilih memandang hal tersebut sebagai tanda dan wujud ketekunan dan komitmen. Dan jumlah pemilih yang seperti ini umumnya terbukti lebih banyak dibanding yang menganggapnya sebagai sebuah tanda ketidakmampuan.

Baca Juga :  Mi6: Rohmi-Firin Hadirkan Solusi Konkret Atasi Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur

Selain itu, mereka juga mampu mengartikulasikan kegagalan sebagai pelajaran dan menunjukkan bagaimana mereka telah berkembang, sehingga menarik simpati dan dukungan dari pemilih. Sebuah hal yang sangat efektif dalam membangun kembali kepercayaan publik.

*Obat Demokrasi Sehat*

Didu melihat, majunya sejumlah politisi yang sempat gagal di Pileg dalam Pesta Demokrasi Pilkada Serentak, adalah sebuah langkah yang sangat positif bagi demokrasi. Kehadiran mereka yang sempat gagal tersebut, dapat mendorong partisipasi politik yang lebih luas.

”Ini adalah modal yang sangat dibutuhkan untuk proses demokrasi yang sehat,” kata Didu.

Mantan Eksekutif Daerah Walhi NTB dua periode ini mengemukakan, fenomena tersebut menunjukkan adanya ketahanan dalam sistem demokrasi di NTB. Di mana individu diberi kesempatan untuk belajar dari kegagalan dan berkontribusi kembali. Sebuah hal yang dapat memperkuat institusi demokrasi dengan menekankan pentingnya kontinuitas dan pembelajaran dalam proses politik.

Lagi pula kata Didu, lanscape Pileg dan Pilkada juga berbeda. Meski sama-sama pesta demokrasi, dinamika dan tantangan Pileg dan Pilkada sangat berbeda. Pemilihan legislatif biasanya lebih kompetitif karena melibatkan banyak calon dari berbagai partai politik, sementara pemilihan kepala daerah seringkali lebih terfokus pada individu calon.

Seseorang yang gagal di Pileg kata Didu, akan memiliki peluang lebih besar untuk menang dalam pemilihan kepala daerah, karena figur dalam Pilkada bisa lebih mudah menonjol sebagai individu dibandingkan dalam persaingan legislatif yang lebih ramai.

Selain itu, mereka juga umumnya maju bukan dengan tangan kosong. Turut serta dalam kontestasi Pileg menjadikan mereka telah memiliki basis dukungan yang signifikan dari kampanye Pileg sebelumnya. Basis dukungan ini bisa berupa jaringan partai, relawan, dan pemilih yang loyal.

Pada saat yang sama, model kampanye untuk pemilihan kepala daerah seringkali lebih personal dan terfokus pada isu-isu yang spesifik. Sehingga mereka yang telah memiliki pengalaman kampanye di pemilu legislatif, akan dapat lebih efektif berkomunikasi dengan pemilih ketika ikut Pilkada.

”Kuncinya sekarang tinggal bagaimana memulihkan dan mempertahankan kepercayaan masyarakat. Jika masyarakat melihat mereka sebagai individu yang gigih dan berkomitmen, hal ini dapat mendekatkan pada kemenangan,” tutup Didu. (*)

Berita Terkait

Hasil Pilkada NTB, Iqbal-Dinda Menang Telak di Lombok Tengah
Lalu Iqbal Bakal Bertemu Paslon 01 dan 02: Persahabatan Lebih Penting dari Politik
Dihubungi Prabowo, Lalu Iqbal Mohon Dukungan Presiden Memakmurkan Rakyat NTB
Unggul Telak Hasil Quick Count, Petahana Bupati Loteng: Mari Jaga Kondusifitas
Beri Perhatian ke Anak Muda, Teriakan Pathul-Nursiah Menang Menggema
Injury Time Kampanye, TGB Nyatakan Dukung Nomor 2 Zul-Uhel
Puncak Ikhtiar Iqbal-Dinda Ditutup Doa Bersama, Bakal Dihadiri RTGB Hingga Tuan Guru Bodak
Pathul-Nursiah Bak Artis di Talk Kopi Praya, Gen Z dan Milenial Berebut Foto

Berita Terkait

Minggu, 22 Desember 2024 - 18:14

Kerjasama Strategis VRITIMES dan Nusantara.co Tingkatkan Distribusi Siaran Pers di Indonesia

Minggu, 22 Desember 2024 - 16:14

WSBP Terima Penghargaan Best Corporate Secretary Awards 2024

Minggu, 22 Desember 2024 - 15:57

Apparel Casual untuk Mahasiswa: Tampil Trendi dan Nyaman dengan Produk Bodypack

Minggu, 22 Desember 2024 - 13:00

Judul: Fellas Indonesia Hadirkan Layanan Holistik untuk Ibu Pasca Melahirkan di 23 Kota di Indonesia di Hari Ibu

Minggu, 22 Desember 2024 - 09:00

Cara Beli Bitcoin di Indonesia: Panduan Sederhana untuk Pemula yang Baru Mulai

Sabtu, 21 Desember 2024 - 18:00

4 Alasan untuk Mulai Gunakan Dompet Crypto Indonesia untuk Kelola Aset Digital

Sabtu, 21 Desember 2024 - 16:00

Pabrik Trafo Bambang Djaja: Mengapa Mereka Menjadi Pilihan Utama di Industri?

Sabtu, 21 Desember 2024 - 15:53

Perayaan Sedekade lingkaran: Perjalanan 10 Tahun Ekosistem Pembelajaran yang Progresif dan Inovatif

Berita Terbaru