Koran Mandalika, Mataram – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTB Dra. Nunung Triningsih menyoroti kasus pelecehan seksual terhadap puluhan santriwati di salah satu pondok pesantren wilayah Lombok Barat.
Puluhan santri tersebut menjadi korban oknum ustad di pondok pesantren tersebut. Modusnya mirip Walid di film Bidaah.
Nunung mengatakan, sebelum kasus tersebut viral pihaknya sudah turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sebelum viral sudah dilakukan pengecekan. Informasi itu didapat tanggal 12 April dari medsos. Kabid PPD Lombok Barat menugaskan teman-teman untuk melakukan pemantauan. Mamastikan apakah berita itu benar atau tidak,” kata Nunung, Rabu (23/4).
Dia menyampaikan segala bentuk proses hukum akan diserahkan ke pihak kepolisian. Namun, pihaknya memastikan para korban sudah mendapatkan pendampingan.
“Untuk yang namanya kasus hukum ini kami serahkan ke APH. Tugas kami di sini adalah memastikan bahwa korban mendapat pendampingan. Itu yang kami pastikan. Pendampingan hukum dapat. Pemulihan psikologisnya juga dapat,” ucap Nunung.
IGubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal, kata Nunung menambahkan, sudah memberikan berbagai arahan dalam penanganan kasus ini.
“Pak Gubernur juga langsung merespons. Dari kemarin kami juga suda ada arahan-arahan dari beliau (gubernur) untuk memastikan korban-korban ini segera mendapatkan pendampingan. Makanya hari ini teman-teman sudah turun di lapangan,” jelas Nunung.
DP3AP2KB juga sudah berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait untuk melakukan upaya pencegahan agar kasus serupa tidak terulang kembali.
“Jadi, Kami tadi udah rapat. Kami mengundang dari Kemenag Kabupaten dan Provinsi, kepolisian, Dikbud, Kominfotik, dan DP3AP2KB Kabupaten. Kami membahas langkah-langkah yang sudah, sedang, dan akan kami lakukan,” ujar Nunung.
Ke depannya, DP3AP2KB akan terus memasifkan upaya-upaya pencegahan melalui sosialisasi-sosialisasi.
“Disamping itu juga, kami akan melakukan pertemuan-pertemuan dengan pimpinan-pimpinan pondok pesantren,” ungkap Nunung. (dik)