Lombok Tengah, Koran Mandalika – Mahasiswa Kelompok Kerja Nyata (KKN) Universitas Mataram (Unram) membawa program jitu dalam menangani persoalan sampah di Desa Pringgarata, Kecamatan Pringgarata.
Sampah saat ini kerap menjadi persoalan serius seiring bertambahnya penduduk di suatu wilayah.
Hal itu lah yang mendasari kelompok mahasiswa KKK Unram gencarkan sosialisasi zero waste dengan tema “Pengolahan Sampah Anorganik Menjadi Barang Bernilai Ekonomis”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua KKN Unram Desa Pringgarata Rikiandi Sopian mengatakan sosialisasi digelar di Aula SMPN 1 Pringgarata pada Jumat (12/1).
Kegiatan tersebut dirangkai dengan penyerahan enam tempat sampah berbahan bambu hasil karya KKN Desa Pringgarata 2023 kepada pemerintah desa setempat.
“Salah satu persoalan yang harus segera dibenahi dan dicarikan solusi di Desa Pringggarata ini ialah sampah,” kata Riki, Sabtu (13/1).
Menurut dia, pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dengan pola hidup yang semakin konsumtif menjadi pemicu makin meningkatnya produksi sampah.
“Atas dasar itu kami membawa program utama dengan tema “Internalisasi Budaya Cinta Lingkungan Desa Pringggarata 2023″ untuk memecahkan permasalahan sampah,” ujar Riki.
Pihaknya berharap dapat meningkatkan pengetahuan serta kesadaran generasi Z dalam mengurangi dan memanfaatkan limbah organik dan anorganik.
Sementara itu, Runner up II Duta Lingkungan NTB 2023 Arinda Mariza yang hadir sebagai pemateri memaparkan mengenai habits of green lifestyle, yaitu bagaimanana menerapkan kebiasaan gaya hidup yang eco-frendly atau ramah lingkungan.
“Sampah organik dan anorganik harus dipilah. Diawali dengan menyortir sampah dan terakhir mendaur ulang yang telah dipilah antara sampah organik dan sampah anorganik,” papar Arinda.
Founder komunitas Ite Mele Desa Pringgarata Ing mengatakan langkah atau implementasi dalam mengelola sampah tidak terlepas dari 3R (Reduce,Reuse,Recycle).
Bang Ing juga memberikan contoh produk dari hasil pengelolaan sampah serta bagaimana strategi pengelolaan sampah menjadi nilai ekonomi untuk generasi milenial.
Dia menilai pupuk organik dapat dimanfaatkan bagi peningkatan produksi pertanian yang berkualitas.
“Selain mengurangi pencemaran lingkungan, pengolahan sampah juga dapat meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan,” ucap Bang Ing.
Tidak hanya itu, lanjut Bang Ing, penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. (*)