Pernikahan Anak di Lombok Tengah Viral, Menkes: Ancaman Bagi Keturunannya - Koran Mandalika

Pernikahan Anak di Lombok Tengah Viral, Menkes: Ancaman Bagi Keturunannya

Rabu, 28 Mei 2025 - 17:29

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin merespons soal pernikahan anak di Lombok Tengah, yang viral di media sosial. (Ahmad Sakurniawan/Koran Mandalika)

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin merespons soal pernikahan anak di Lombok Tengah, yang viral di media sosial. (Ahmad Sakurniawan/Koran Mandalika)

Koran Mandalika, Lombok Tengah – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin merespons soal pernikahan anak di Lombok Tengah, yang viral di media sosial.

Pernikahan tersebut melibatkan SMY (14), siswi SMP, dan SR (17), siswa SMK, yang diketahui telah menjalani tradisi adat pernikahan Sasak.

Menkes Budi mengatakan pernikahan dini merupakan hal yang dilarang oleh undang-undang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain itu, menikah diusia anak-anak juga mengundang dampak negatif dan berpotensi menjadi ancaman baru bagi keturunannya.

Baca Juga :  Tingkatkan Layanan Kesehatan, Poltekpar Lombok Gelar Donor Darah

“Pernikahan anak itu ada aturannya, Kalau menikah terlalu muda kemungkinan besar stunting itu sangat tinggi,” kata Budi, Rabu (28/5).

Menkes menyarankan bagi anak-anak yang sudah terlanjur menikah dini diharapkan untuk menunda untuk memiliki anak. Hal itu disarankan agar anak yang dilahirkan nanti mampu bertumbuh kembang dengan baik.

“Jadi ada umur minimum dimana sebaiknya, kalaupun meski menikah dini Jagan buru-buru memiliki anak agar bayi yang lahir dan tumbuh di Indonesia memiliki umur yang cukup supaya mereka tidak stunting,” tegasnya.

Baca Juga :  Bawaslu Tak Soroti Unsur Kampanye Sekda NTB, Tapi Kehadirannya

Menurutnya, dari segi kesehatan pernikahan dini sangat berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan anaknya. Ia menyebut, efek dari itu nantinya akan melahirkan anak yang stunting dan menghambat pertumbuhan dan menganggu intelektualnya.

“Stunting itu kan intelektualnya menurun, kasihan mereka tidak bisa seperti temen-temen yang lain,” pungkasnya. (*)

Berita Terkait

Libatkan 7 Sekolah, BBPOM Mataram Gelar Bimtek Keamanan Pangan di Sekolah Batch 2
BBPOM Mataram Siap Dampingi Pengusaha Disabilitas Miliki Izin Edar
BBPOM Mataram Pastikan Keamanan Pangan Bagi Kelompok Disabilitas
Siap Naik ke Tipe B, RS Manambai Butuh Dokter Subspesialis, Pemprov Diminta Siapkan Insentif
Kasus TBC di NTB Cukup Tinggi, Ayo Pakai Masker!
Resmikan Klinik Asy-Syifa Qomarul Huda, Menkes Harap jadi Pusat Pemeriksaan Kesehatan Gratis
FP4 NTB Soroti Bobroknya pelayanan Puskesmas Bagu, Kadikes Bilang Begini 
Ada 7 Calon Ketua PMI Lombok Barat, Dokter Jack: Luar Biasa

Berita Terkait

Minggu, 14 Desember 2025 - 09:26

Jalur Naga Rinjani Longsor

Sabtu, 13 Desember 2025 - 08:32

Program Desa Berdaya Akan Diluncurkan pada 16 Desember 2025

Jumat, 12 Desember 2025 - 16:41

Wujud Pemerintahan yang Berimbang, Pemprov NTB Sediakan Ambulans Gratis Kayangan-Poto Tano

Jumat, 12 Desember 2025 - 14:48

DPMPTSP Gencarkan Perizinan Status RS Manambai ke Tipe B, Irnadi: Ini Menjadi Kado HUT NTB

Jumat, 12 Desember 2025 - 13:29

IKADIN Gelar Rakernas, Fokus Evaluasi Program dan Pengawalan Perubahan UU Advokat

Kamis, 11 Desember 2025 - 17:47

Tiga Proyek Infrastruktur Bakal Diresmikan pada HUT ke-67 NTB

Kamis, 11 Desember 2025 - 10:18

TNGR Beberkan Kendala Evakuasi Pendaki Jatuh di Jalur Aik Berik

Rabu, 10 Desember 2025 - 18:34

Nama RSJ Mutiara Sukma Bakal Diganti

Berita Terbaru

Teknologi

Menjelang Rapat The Fed, Emas Masih Bergerak Lemah

Minggu, 14 Des 2025 - 23:05