Koran Mandalika, Lombok Tengah – Mantan Gubernur NTB Zulkieflimansyah menjadi khatib sekaligus imam Salat Jumat di Masjid Nurul Islam Leneng, Lombok Tengah.
Mengawali khutbahnya, Bang Zul sapaannya mengajak jemaah mengamalkan serta menceritakan isi khutbah kepada anak istrinya di rumah.
Dalam khutbahnya, Bang Zul menceritakan kisah keluarga kecil antara seorang suami, istri, dan tiga putrinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Singkat cerita, sang suami meninggal dunia. Si ibu lantas merasa berat dan berada di titik nadir dalam mengarungi kehidupan.
Untuk menyambung hidupnya, sang ibu rela mengerjakan apa saja. Bahkan, mengemis sekalipun akan dilakukan untuk menghidupi ketiga putrinya.
Ibu itu akhirnya pindah bersama ketiga putrinya ke desa lain untuk mencari bantuan para dermawan di pasar. Ketiga putrinya itu dititipkan di masjid.
Sesampainya di pasar, si ibu dikerumuni banyak orang. Dia pun mendatangi ulama di sana sembari memperkenalkan diri.
Si ibu menyampaikan tujuannya untuk meminta pertolongan karena suaminya baru saja meninggal dunia.
Ibu itu menceritakan bahwa suaminya merupakan nasab Rasulullah.
Sang ulama itu kemudian menanyakan kepada si ibu, apakah engkau punya bukti nasab dengan Rasulullah?
Sambil menggelengkan kepala, si ibu menjawab “saya tidak punya bukti”.
Si ibu itu akhirnya bertemu dengan saudagar kaya raya. Saudagar tersebut non muslim.
“Setelah menceritakan kondisinya, saudagar non muslim itu akhirnya bersedia membantu dan meminta ibu itu beserta ketiga anaknya yang dititip di masjid dibawa ke rumahnya,” kata Bang Zul menyampaikan khutbah.
Kembali ke sang ulama, dia mendatangi rumah saudagar kaya raya itu setelah didatangi Rasulullah dalam mimpinya.
Dia meminta agar ibu dan ketiga anak itu bersedia menjadi tamunya di rumahnya.
Namun, saudagar itu tegas menolak permintaan sang ulama. Dia menceritakan bahwa keluarganya mendapatkan keberkahan setelah ibu dan ketiga anaknya itu datang ke rumahnya.
Rumahnya pun kian bercahaya. Mereka menyayangi ibu dan ketiga anak itu layaknya keluarga sendiri. Bahkan, keluarga saudagar itu telah mualaf.
“Apa pelajaran yang dapat kita petik dari cerita ini? Apabila ada orang miskin, anak yatim, orang tua jompo meminta pertolongan maka berikan, jangan tanya mereka,” ucap politikus PKS itu.
Bang Zul menegaskan, apa gunanya rumah besar dan masjid mewah jika masih ada anak yatim terlantar, fakir miskin kelaparan, dan orang tua jompo tidak diperhatikan.
“Bisa saja ketidaktenangan dan ketidaknyamanan di suatu lingkungan karena masih menelantarkan anak yatim, orang miskin, dan orang tua jompo,” tutur Bang Zul. (wan)