Koran Mandalika, Mataram – Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Nusa Tenggara Barat (NTB) Nunung Triningsih menyampaikan pesan penting pada peringatan HUT ke-21 Taruna Siaga Bencana (Tagana) tingkat provinsi 2025.
Peringatan HUT ke-21 Tagana digelar di Lapangan Tioq Tata Tunak, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi NTB. Kepala Dinsos NTB Nunung Triningsih bertindak sebagai inspektur upacara pada kegiatan tersebut.
Nunung mengatakan ini sebuah momen bersejarah yang mengingatkan pada perjalanan panjang Tagana jadi garda terdepan dalam penanggulangan bencana di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia mengungkapkan sejak berdiri pada 2003, Tagana telah membuktikan dedikasinya dalam tangguh menghadapi bencana, tanggap dalam aksi, dan tulus melayani masyarakat. Dari gempa bumi, tsunami, banjir, hingga erupsi gunung berapi.
Nunung kembali menegaskan Tagana selalu hadir di garis terdepan. Tidak hanya di masa tanggap darurat, tetapi juga dalam pencegahan, mitigasi, dan pemulihan pascabencana.
“21 tahun bukanlah waktu yang singkat. Ini adalah bukti komitmen, pengorbanan, dan konsistensi Tagana yang rela mengorbankan waktu, tenaga, bahkan nyawa untuk keselamatan bangsa.
Peringatan HUT ke-21 Tagana Tahun 2025 menusung tema “Tagana
Berperan Aktif untuk Membangun Kemitraan Strategis dalam Pengurangan Risiko Bencana yang Berkelanjutan”.
Nunung membeberkan beberapa capaian Tagana di usia yang ke-21 ini. berikut capaian Tagana:
1. Peningkatan kapasitas relawan melalui pelatihan dan sertifikasi
internasional.
2. Perluasan jejaring kemitraan dengan BNPB, BPBD, TNI/Polri, lembaga internasional, dan komunitas lokal.
3. Inovasi program seperti Kampung Siaga Bencana, Sekolah Aman
Bencana, dan teknologi early warning system.
Nunung menekankan usia 21 tahun melambangkan kedewasaan. Dia pun mengutarakan beberapa pesan kepada Tagana. Berikut pesan penting Dinas Sosial NTB:
1. Profesional. Artinya, dalam melaksanakan tugas dan pengabdian dengan standar operasional yang jelas dan berbasis teknologi.
2. Kolaboratif. Artinya, Tagana harus dapat memperkuat kemitraan dengan semua pihak, termasuk swasta dan media.
3. Inovatif. Artinya, Tagana harus dapat mengembangkan solusi kreatif untuk mitigasi bencana berbasis masyarakat.
4. Inspiratif. Artinya, Tagana harus dapat menjadi contoh bagi relawan
kebencanaan di tingkat nasional maupun global/mendunia.
Nunung mengungkapkan pentingnya memahami klaster perlindungan dan pengungsian merupakan tantangan ke depan bagi Tagana untuk selalu dapat mendedikasikan dirinya dengan penuh kerelaan dan tanggung jawab yang tidak mudah.
“Bencana tidak hanya merenggut korban jiwa dan harta benda, tetapi juga bisa mengakibatkan pengungsian massal yang membutuhkan penanganan serius,” ujar Nunung.
Dalam praktiknya, penanganan pengungsian masih menghadapi berbagai tantangan, seperti:
1. Keterbatasan lokasi pengungsian yang memadai dan bebas dari risiko
lanjutan.
2. Kerentanan kekerasan dan eksploitasi di lokasi pengungsian, terutama terhadap perempuan dan anak.
3. Koordinasi antar lembaga yang perlu diperkuat untuk menghindari
tumpang tindih atau celah pelayanan.
Sebagai bagian dari Tagana, kata Nunung menambahkan, harus dapat
berkomitmen untuk memastikan pengelolaan lokasi pengungsian berbasis standar dan hak asasi manusia.
Kemudian, bersinergi dengan klaster lain seperti logistik, kesehatan, dan psikososial untuk layanan terpadu.
Selain itu, harus melibatkan masyarakat lokal dalam pengawasan dan dukungan psikologis bagi pengungsi.
Selanjutnya, memperkuat sistem pendataan untuk menghindari marginalisasi kelompok rentan.
Pihaknya mengajak semua pihak pemerintah, NGO, sektor swasta, akademisi, dan komunitas untuk bersama-sama meningkatkan kapasitas relawan dalam manajemen pengungsian dan proteksi.
Selanjutnya, mengembangkan desain hunian darurat yang lebih manusiawi dan ramah lingkungan.
Kemudian, memperkuat early warning system untuk mengurangi dampak pengungsian massal.
Peringatan HUT Tagana dirangkai dengan simulasi bencana oleh Siswa siaga bencana yang telah mengikuti kegiatan Tagana Masuk Sekolah dalam rangkaian HUT ke-21 Tagana.
Kegiatan juga dirangaki pembagian sembako sebanyak 200 paket dari Baznas NTB. Pemprov NTB juga memberikan tiga alat bantu kursi roda dari Pemprov NTB untuk disabilitas yang ada di Lombok Utara. (wan)