Koran Mandalika, Mataram – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB, Lalu Herman Mahaputra menyatakan bahwa proyek pembangunan bunker kedokteran nuklir di RSUD NTB, dibatalkan.
Ia menjelaskan pihaknya menghawatirkan akan terjadi masalah ke depan apabila proyek senilai Rp 10 miliar itu tidak dibatalkan.
“Mengingat waktunya karena kan nanti ini kan uang DAK ya. Itu kan kita sudah diberikan saran oleh BPKAD. Kalaupun dilanjut, nanti pada proses pembayarannya itu sudah lewat waktu. Daripada bermasalah, kita juga meminta karena pendampingan kita dari teman kejaksaan. Kita batalkan,” kata Jack sapaan akrabnya, Senin (13/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meski begitu, proyek tersebut masih dapat dianggarkan di tahun berikutnya. Mengingat bunker tersebut sangat dibutuhkan.
“Butuh, tapi kan Insya Allah tahun depan bisa dianggarkan. Kita udah lapor ke Bappeda,” lanjut Jack.
Dia mengungkapkan sebelumnya proyek tersebut sudah masuk di APBD bahkan sudah dilakukan proses lelang.
“Sudah lelang, sudah lelang pertama gagal, kemudian dilelang lagi, terus kita rapat dengan BPKAD, bahwa kalaupun nanti ada pemenang dan dikerjakan, waktu pembayarannya itu yang sudah melewati batas. Lah terus, kalau melewati batas siapa yang bayar,” ungkapnya.
Namun, apakah proyek ini batal lantaran sedikitnya minat dari kontraktor? Jack menjawab, tidak.
“Gak lah, tetap aja kan banyak peminatnya. Tapi karena memang tidak tahu namanya juga lelang ya. Ada yang begitu ada yang begini, biasa,” jawabnya. (dik)









