Koran Mandalika, Lombok Tengah – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) Umar Tarip dari Fraksi PKB Daerah Pemilihan Kecamatan Pujut dengan Praya Timur meminta kepada Pemerintah Daerah untuk terus menggencarkan distribusi alat pertanian dengan meningkatkan distribusi alat dan mesin pertanian (alsintan) modern bagi petani atau Perontokan Gabah yang lebih besar.
Hal ini dilakukan seiring panen Raya yang diperkirakan akan berlangsung secara masif di Kecamatan Pujut dan Praya Timur.
Sebelumnya, pemerintah telah menyalurkan sejumlah unit combine ukuran besar ke berbagai Kecamatan guna meningkatkan kemudahan bagi para petani agar panen raya lebih efisiensi atau memudahkan bagi petani saat penen raya tiba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, untuk tahun ini di Kecamatan Praya Timur khususnya banyak masyarakat terkendala panen raya karena kurangnya alat panen bahkan kurangnya tenaga perontokan gabah saat musim panen tiba.
Untuk itu, kata Tarip, pihaknya berharap ke depan agar pemerintah hadir untuk melihat kondisi masyarakat dengan memberikan perhatian serius soal alat panen agar petani lebih dimudahka dalam menghadapi panen raya
“Masyarakat saat ini sangat butuh llat panen atau perontokan gabah mengingat tenaga sangat kekurangan bahkan tidak ada,” kata Tarip, Kamis (24/4).
Dia juga berharap ke depan agar Pemda Loteng menganggarkan alokasi dana yang lebih besar untuk pemberian bantuan unit combine harvester besar yang akan membantu proses panen dan perontokan gabah agar lebih cepat dan efisien.
“percepatan mekanisasi menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas pertanian di Loteng. Dengan begitu petani dapat memanen lebih cepat, lebih efisien, dan dengan hasil yang lebih baik,” tutur Tarip.
Dengan dukungan mekanisasi yang terus ditingkatkan serta potensi panen yang besar, pemerintah optimistis produksi pangan nasional akan makin meningkat.
Langkah ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan nasional tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani di Loteng.
“Tahun ini setelah Lebaran, panen raya akan berlangsung, Pemda juga harus menyiapkan bantuan alsintan agar petani dapat memperoleh hasil optimal dengan kualitas yang lebih baik,” ucap Tarip.
Penggunaan combine harvester dinilai mampu mengurangi losses hingga 3-5% dibandingkan metode panen manual.
Selain itu juga dapat menyelesaikan panen dalam waktu 3-4 jam per hektare, jauh lebih cepat dibandingkan cara tradisional yang memakan waktu 2-3 hari per hektare.
Tarip juga menambahkan penggunaan power thresher dapat meningkatkan efisiensi perontokan padi secara signifikan dibandingkan metode manual.
“Dengan kapasitas rata-rata 300-600 kg per jam, power thresher mampu mempercepat proses perontokan padi dibandingkan cara manual yang hanya sekitar 50-100 kg per jam dengan tenaga kerja terbatas. Selain itu, dapat menekan kehilangan hasil hingga 1-2%. Mesin ini juga dilengkapi blower yang membantu memisahkan kotoran dan sekam, sehingga menghasilkan gabah yang lebih bersih,” ujar Tarip.
Angka itu menunjukkan besarnya kapasitas produksi yang perlu didukung dengan teknologi modern agar petani dapat memanen dengan optimal.
“Kami akan memastikan petani mendapatkan akses terhadap alsintan yang memadai. Dengan dukungan ini, kita tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga mempercepat pencapaian swasembada pangan yang berkelanjutan,” tuturnya. (wan)