Koran Mandalika, Lombok Tengah – Kasus kematian salah seorang karyawati salah satu resort di Desa Kuta Mandalika bernama Heni Sukmawati alias Heni (25) masih menjadi misteri.
Perempuan asal Dusun Sangkong, Desa Bangket Parak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, itu ditemukan tidak bernyawa di kamar kosnya pada Kamis (21/3) siang.
Menjadi pertanyaan besar, apakah Heni korban bunuh diri atau pembunuhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada Senin 8 April 2024, keluarga korban mendatangi Unit Tindak Pidana Umum (Pidum) Sat Reskrim Polres Lombok Tengah untuk mempertanyakan sampai sejauh mana penanganan penyelidikan kasus kematian Heni.
“Kami datang untuk bertanya sampai sejauh mana penanganan kematian almarhumah. Heni tidak bunuh diri, tetapi dibunuh. Emas dan uangnya yang ditaruh di kamar kos juga hilang,” ucap Amaq Daud yang merupakan Paman Almarhumah Heni.
Di tempat yang sama, Sumiati yang merupakan kakak kandung Heni mengungkapkan fakta-fakta mengejutkan.
Dia menceritakan ikut langsung memandikan korban dan melihat kondisi jasadnya.
“Di bagian wajah mengalami luka lebam, pendarahan di kepala bagian belakang, dan patah tulang di bagian tangan sebelah kanan,” ungkap Sumiati.
Dia menambahkan, ada luka lebam membiru di bagian wajah, tangan kanan patah, bibir miring ke kanan, dan darah terus mengalir di kepala bagian belakang.
Sumiati mengaku sangat dekat dengan korban. Bahkan, dua hari sebelum jasad korban ditemukan di dalam kamar kos, dirinya sempat berkomunikasi via handphone dan diajak korban membeli perhiasan emas ke Mujur.
“Apapun masalahnya, almarhumah selalu cerita ke saya. Kecuali kalau masalah pacar, almarhumah agak tertutup,” jelas Sumiati.
Dua hari sebelum meninggal, almarhumah sempat mengajak dirinya untuk diantar beli emas ke Mujur. Akan tetapi, saat itu dia tidak bisa ikut karena anaknya sedang sakit.
“Setelah di toko emas, almarhumah sempat bertanya dan mengirim gambar gelang emas ke saya. Sekarang gelang emas yang dibeli itu hilang,” tutur Sumiati.
Untuk itu, pihaknya memohon kepada polisi agar secepatnya membongkar kematian adiknya dan segera menangkap pelaku.
“Adik saya bukan bunuh diri, melainkan dibunuh,” yakin Sumiati.
Sementara, Kepala Unit (Kanit) Pidum Sat Reskrim Polres Lombok Tengah Ipda Ramdan membantah tudingan sejumlah pihak yang mengatakan polisi telah menghentikan kasus penyelidikan kematian Heni.
“Tidak benar sudah di SP3. Penyidikan masih terus berjalan dan belum kami rampungkan. Kami belum memberikan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) ke pihak keluarga korban,” tegas Ramdan.
Pihaknya masih mengumpulkan alat bukti termasuk keterangan dari sejumlah saksi-saksi. Dia memastikan perkara jalan terus.
Selama proses penyelidikan, kata Ramdan, penyidik telah memeriksa enam orang saksi. Mulai dari pemilik kos hingga teman kerja korban.
“Ada enam orang yang sudah kami minta keterangan. Termasuk RT, orang yang pertama kali membuka kamar kos, pemilik kos dan teman kerja korban,” kata Ramdan.
Ramdan menjelaskan luka lebam di wajah korban merupakan luka yang dihasilkan setelah pembusukan mayat.
“Luka yang dimaksud keluarga korban itu merupakan luka yang dihasilkan setelah pembusukan mayat dan itu berdasarkan hasil pemeriksaan dan keterangan dari dokter forensik dan sudah dituangkan dalam berita acara hasil outopsi,” jelas Ramdan.
“Saat ditemukan, leher korban terlilit kabel cok roll sebanyak tiga kali lilitan,” tambah Ramdan.
Ramdan meminta keluarga untuk tenang dan tidak khawatir. Sebab, pihaknya saat ini masih bekerja.
“Kami tetap melaksanakan penyelidikan sampai ada titik terang. Apakah arahnya pembunuhan atau bunuh diri, kami akan sampaikan apa adanya. Untuk itu, jangan khawatir. Perkara tetap jalan,” ucap Ramdan meyakinkan. (rul/wan)